Ulasan film bioskop Freedom (2015) Cuba Gooding Jr.
Freedom (2015). Merupakan garapan ARC Entertainment, Production 1 dan Heritage Films. Dibintangi oleh aktor ternama Cuba Gooding Jr, akan mengajak anda kembali ke masa-masa kolonialisme, masa dimana manusia menjadi budak manusia yang lain, tanpa ada rasa kemanusiaan. Sebuah pelarian para budak yang terkoordinir untuk menyelamatkan diri dari genggaman para penjajah.
Film ini terdiri dari cerita flashback. Masa perbudakan yang dialami oleh Samuel (Cuba Gooding Jr), dan masa perbudakan 100 tahun sebelumnya yang dialami kakeknya saat Kapten kapal John Newton (Bernhard Forcher) menjadi nakhoda yang memuat para budak untuk dikapalkan ke benua Amerika. Samuel dan Newton adalah 2 orang yang terpaut 100 tahun dengan cita-cita memperoleh kemerdekaan mereka sendiri.
Tahun 1856, adalah masa-masa jaya kolonialisme kulit putih terhadap kulit hitam yang berlangsung hingga ratusan tahun. Sebuah kamp perbudakan yang dikuasai oleh kulit putih, digunakan sebagai tempat penampungan para budak untuk dipekerjakan secara paksa tanpa ada rasa kemanusiaan. Lahan pertanian Monroe Plantation berlokasi di dekat kota Richmond negara bagian Virginia menjadi sebuah neraka bagi para budak yang berasal dari benua Afrika. Samuel Woodward dan keluarganya ingin melarikan diri dari tempat itu.
Banyak orang mengetahui sebuah jalur pelarian dan hal ini telah menjadi rahasia umum bagi mereka yang berani mengambil risiko kematian dengan jalan rel kereta bawah tanah yang akan memandu mereka menuju sebuah perjalanan jauh ke utara menuju Kanada. Namun hal ini tidak akan mudah, Pemburu budak bernama Plimpton (William Sadler) tidak akan pernah tidur dalam pengejaran ini. Sebuah jalan yang bisa menyelamatkan sekaligus bisa membuat kehilangan nyawa.
Perburuan yang dilakukan Plimptopn bahkan lebih buruk dari berburu binatang. Setiap budak yang diketahui melarikan diri dan tertangkap oleh sang pemburu, akan dihukum mati dengan cara keji. Samuel akhirnya berada diantara dua pilihan, melawan atau melarikan diri menuju kebebasan dan kemerdekaan yang sangat didambakan oleh semua orang.
Pada 100 tahun sebelumnya, seorang kapten kapal layar John Newton yang berkulit putih, juga tidak sanggup melihat sistem perbudakan yang dihadapinya dalam pekerjaannya. Sebuah kapal yang dinakhodainya menjadi tempat penampungan para budak yang dibeli oleh pedagang budak dari Afrika menuju ke benua Amerika dalam kargo-kargo. Mereka akan dijadikan budak setelah diperjual belikan disana.
Salah satu yang berada di kapal itu adalah kakek Samuel yang berhasil bertahan dengan menyerahkan nyawanya pada Kapten Newton bila memang harus mati, daripada mati dalam perbudakan. Perjalanan panjang Newton membuat dirinya berubah selamanya dan dia menciptakan sebuah keyakinan yang menginspirasi Samuel dan jutaan generasi berikutnya.
Film ini akan lebih banyak menayangkan tentang Samuel dan inspirasi yang diperolehnya dari sebuah cerita dalam usaha pelariannya. Film Freedom, terinspirasi dari orang-orang yang benar-benar mengalami, hingga munculnya kebebasan dan kemerdekaan kulit hitam di Amerika dan dunia.
Film ini terdiri dari cerita flashback. Masa perbudakan yang dialami oleh Samuel (Cuba Gooding Jr), dan masa perbudakan 100 tahun sebelumnya yang dialami kakeknya saat Kapten kapal John Newton (Bernhard Forcher) menjadi nakhoda yang memuat para budak untuk dikapalkan ke benua Amerika. Samuel dan Newton adalah 2 orang yang terpaut 100 tahun dengan cita-cita memperoleh kemerdekaan mereka sendiri.
Tahun 1856, adalah masa-masa jaya kolonialisme kulit putih terhadap kulit hitam yang berlangsung hingga ratusan tahun. Sebuah kamp perbudakan yang dikuasai oleh kulit putih, digunakan sebagai tempat penampungan para budak untuk dipekerjakan secara paksa tanpa ada rasa kemanusiaan. Lahan pertanian Monroe Plantation berlokasi di dekat kota Richmond negara bagian Virginia menjadi sebuah neraka bagi para budak yang berasal dari benua Afrika. Samuel Woodward dan keluarganya ingin melarikan diri dari tempat itu.
Banyak orang mengetahui sebuah jalur pelarian dan hal ini telah menjadi rahasia umum bagi mereka yang berani mengambil risiko kematian dengan jalan rel kereta bawah tanah yang akan memandu mereka menuju sebuah perjalanan jauh ke utara menuju Kanada. Namun hal ini tidak akan mudah, Pemburu budak bernama Plimpton (William Sadler) tidak akan pernah tidur dalam pengejaran ini. Sebuah jalan yang bisa menyelamatkan sekaligus bisa membuat kehilangan nyawa.
Perburuan yang dilakukan Plimptopn bahkan lebih buruk dari berburu binatang. Setiap budak yang diketahui melarikan diri dan tertangkap oleh sang pemburu, akan dihukum mati dengan cara keji. Samuel akhirnya berada diantara dua pilihan, melawan atau melarikan diri menuju kebebasan dan kemerdekaan yang sangat didambakan oleh semua orang.
Pada 100 tahun sebelumnya, seorang kapten kapal layar John Newton yang berkulit putih, juga tidak sanggup melihat sistem perbudakan yang dihadapinya dalam pekerjaannya. Sebuah kapal yang dinakhodainya menjadi tempat penampungan para budak yang dibeli oleh pedagang budak dari Afrika menuju ke benua Amerika dalam kargo-kargo. Mereka akan dijadikan budak setelah diperjual belikan disana.
Salah satu yang berada di kapal itu adalah kakek Samuel yang berhasil bertahan dengan menyerahkan nyawanya pada Kapten Newton bila memang harus mati, daripada mati dalam perbudakan. Perjalanan panjang Newton membuat dirinya berubah selamanya dan dia menciptakan sebuah keyakinan yang menginspirasi Samuel dan jutaan generasi berikutnya.
Film ini akan lebih banyak menayangkan tentang Samuel dan inspirasi yang diperolehnya dari sebuah cerita dalam usaha pelariannya. Film Freedom, terinspirasi dari orang-orang yang benar-benar mengalami, hingga munculnya kebebasan dan kemerdekaan kulit hitam di Amerika dan dunia.
Ulasan Film: Freedom (2015)
Sutradara: Peter Cousens
Dibintangi oleh: Cuba Gooding Jr., William Sadler, Sharon Leal, David Rasche
Genre: Drama Sejarah
Freedom (2015) adalah drama sejarah yang menggabungkan dua kisah hebat tentang pelarian dari perbudakan di berbagai abad. Disutradarai oleh Peter Cousens, film ini dibintangi oleh Cuba Gooding Jr. sebagai Samuel Woodward, seorang budak yang melarikan diri pada tahun 1856 yang memulai perjalanan berbahaya menuju kebebasan bersama keluarganya. Film ini juga mengeksplorasi kisah paralel John Newton, yang diperankan oleh Bernie Diamond, seorang mantan pedagang budak yang menulis himne terkenal "Amazing Grace."
Film ini mengikuti Samuel Woodward, seorang pria yang diperbudak di perkebunan Virginia, yang memutuskan untuk melarikan diri bersama keluarganya setelah serangkaian peristiwa traumatis. Perjalanan mereka penuh dengan bahaya saat mereka melintasi Underground Railroad, mengandalkan jaringan abolisionis dan menghadapi ancaman terus-menerus dari para pemburu budak, termasuk Plimpton (William Sadler) yang tak kenal lelah.
Kisah Samuel juga diselingi dengan kisah John Newton, yang perjalanannya terjadi hampir seabad sebelumnya. Kisah Newton menggali transformasinya dari seorang pedagang budak yang kejam menjadi seorang pria beriman yang bertobat yang kemudian menjadi seorang abolisionis dan menulis himne ikonik "Amazing Grace." Perjuangan Newton dengan perbuatan masa lalunya dan penebusan dosanya pada akhirnya menambah dimensi moral dan spiritual pada film tersebut.
Saat Samuel dan keluarganya terus berjuang menuju kebebasan, mereka terus-menerus diuji, baik secara fisik maupun emosional. Sepanjang perjalanan, mereka bertemu dengan berbagai individu yang membantu atau menghalangi pelarian mereka, yang mencerminkan kompleksitas dan bahaya pada era tersebut.
Freedom bertujuan untuk menjadi film yang menggugah emosi dan menggugah pikiran, membahas subjek perbudakan yang mengerikan dan pencarian kebebasan. Film ini ambisius dalam upayanya untuk menghubungkan dua narasi sejarah, memamerkan dampak perbudakan antargenerasi dan semangat manusia yang tak kenal lelah dalam menghadapi penindasan.
Cuba Gooding Jr. memberikan penampilan yang solid sebagai Samuel Woodward. Ia menggambarkan ketakutan, tekad, dan harapan karakter tersebut dengan intensitas yang tenang namun kuat. Penampilan Gooding menjadi jangkar film, memberinya bobot emosional yang dibutuhkan untuk menyampaikan kengerian dan perjuangan pada masa itu.
William Sadler efektif sebagai pemburu budak yang mengancam, Plimpton, membawa kekejaman yang dingin pada perannya yang sangat kontras dengan keputusasaan dan kemanusiaan para budak yang melarikan diri.
Bernie Diamond sebagai John Newton memberikan penampilan yang lebih introspektif, merenungkan dosa-dosanya di masa lalu dan perubahan mendalam yang membuatnya menulis "Amazing Grace." Alur cerita tambahan ini, meskipun sedikit terputus dari narasi utama, menambah kedalaman pada keseluruhan tema penebusan.
Tema dan Eksekusi:
Kekuatan utama film ini terletak pada eksplorasi ketahanan dan keberanian mereka yang berjuang demi kebebasan, yang sering kali mempertaruhkan segalanya dalam prosesnya. Konteks historis digambarkan dengan cermat, dan film ini tidak menghindar dari kenyataan brutal perbudakan.
Namun, Freedom kesulitan dengan tempo dan kohesi naratif. Alur waktu ganda, meskipun terkait secara tematis, terkadang terasa terputus-putus, dengan transisi antara perjalanan Samuel dan kisah Newton yang terkadang mengganggu alur film. Tempo film juga tidak merata, dengan adegan-adegan tertentu yang tersendat sementara yang lain tergesa-gesa melalui ketukan emosional yang kritis.
Sinematografi:
Secara visual, Freedom dibuat dengan baik, dengan set dan kostum yang sesuai dengan periode tersebut yang membenamkan penonton di abad ke-19. Sinematografinya menangkap kontras yang mencolok antara lingkungan yang menindas di Selatan dan momen-momen harapan yang singkat yang dialami Samuel dan keluarganya di sepanjang perjalanan mereka.
Musik:
Soundtrack, khususnya penggunaan "Amazing Grace," menggarisbawahi tema film tentang penebusan dosa dan harapan. Musik digunakan secara efektif untuk membangkitkan emosi, khususnya dalam adegan yang menyoroti perjuangan internal para tokoh.
Freedom merupakan upaya terpuji untuk mengungkap sejarah kelam perbudakan dan tekad yang kuat untuk meraih kebebasan. Meskipun mungkin tidak sepenuhnya mencapai kohesi naratif yang dituju, film ini berhasil menghadirkan penampilan yang kuat dan pesan yang berdampak. Penggambaran Cuba Gooding Jr. tentang Samuel Woodward sangat penting, menawarkan penggambaran yang menyentuh hati sekaligus menarik.
Film ini layak ditonton bagi mereka yang tertarik dengan drama sejarah, khususnya yang berfokus pada kisah manusia dalam konteks perbudakan yang lebih luas dan perjuangan untuk kebebasan. Terlepas dari kekurangannya, Freedom tetap menjadi pengingat yang menyentuh tentang kekuatan iman, penebusan dosa, dan pengejaran kebebasan yang tak kenal lelah.
Post a Comment for "Ulasan film bioskop Freedom (2015) Cuba Gooding Jr."