Wonderstruck

Wonderstruck, adalah film yang berada di bawah payung produksi Killer films, bersama penulis skenario Brian Seiznick, dan sutradara film Todd Haynes. Film ini baru saja memasukkan satu pemain film dalam daftar mereka yakni Julianne More. Disutradarai oleh Todd Haynes dan berdasarkan novel Brian Selznick dengan judul yang sama. 

Wonderstruck Julianne More

Sinopsis

Sebuah film antar masa waktu yang berbeda, akan ada mesin waktu yang mempertemukan orang dari dunia yang berbeda. Wonderstruck yang berarti rasa takjub, adalah saat dua orang anak kecil bertemu, dan kedua orang  anak tersebut tuna rungu.

Dua anak itu bertemu dalam sebuah waktu yang sama, dimana salah satunya berasal dari tahun 1927 dan satunya lagi dari periode waktu 50 tahun kemudian, yakni datang dari tahun 1977. Mereka berdua bertemu di kota New York.

Mereka sama-sama tuli, dan itu menjadi sebuah misteri yang terus menunggu untuk diungkapkan. Kedua anak itu juga terhubung dan berada di tempat yang sama adalah sebuah misteri. Seperti apa mereka akan dapat berkomunikasi, sementara keduanya tuli. Dari mana mereka mendapatkan ilmu pengetahuan untuk mampu bertemu dalam periode waktu yang sama, sementara mereka berasal dari dua ruang waktu yang berbeda, semuanya adalah misteri. Meski demikian, mereka merasa bahwa mereka pernah bertemu.

Belum ada info tayang film, trailer dan informasi lainnya. Sepertinya film ini masih dalam persiapan. Kita tunggu saja berita selanjutnya.

*** update
Wonderstruck menjalin dua cerita paralel dengan latar waktu yang berbeda. Film ini mengikuti perjalanan dua anak, Ben dan Rose, saat mereka menelusuri pencarian untuk mencari koneksi dan identitas.

Pada tahun 1977, kita bertemu Ben Wilson, seorang anak laki-laki yang tinggal di Gunflint Lake, Minnesota. Menyusul peristiwa yang mengubah hidup, Ben memulai misi untuk menemukan ayahnya yang terasing, yang dia yakini tinggal di New York City. Perjalanannya membawanya pada petualangan melalui jalan-jalan kota yang ramai, bertemu teman baru dan penemuan tak terduga di sepanjang jalan.

Bersamaan dengan itu, pada tahun 1927, kami diperkenalkan dengan Rose Kincaid, seorang gadis tuna rungu yang tinggal di Hoboken, New Jersey. Rose terpikat oleh film bisu dan terpikat dengan aktris tertentu. Bertekad untuk menemukan idolanya, Rose memulai petualangannya sendiri ke New York City, di mana dia berharap untuk bertemu dengan aktris tersebut.

Wonderstruck adalah film visual menakjubkan yang menggabungkan pesona misteri dengan tema penemuan diri dan pentingnya hubungan manusia. Penampilan para pemeran, termasuk Oakes Fegley, Millicent Simmonds, Julianne Moore, dan lainnya, menghadirkan kedalaman karakter yang menarik penonton ke dalam perjalanan emosional mereka.

Di akhir Wonderstruck, cerita Ben dan Rose berujung pada momen emosional.

Setelah serangkaian liku-liku perjalanan, Ben akhirnya tiba di American Museum of Natural History di New York City, tempat dia yakin ayahnya bekerja. Di dalam museum, dia bertemu dengan seorang kurator misterius bernama Walter, yang akhirnya mengungkapkan kebenaran kepada Ben. Ayah Ben telah meninggal bertahun-tahun yang lalu, dan melalui bimbingan Walter, Ben menyadari arti sebenarnya dari perjalanannya. Meski tidak menemukan ayahnya, Ben mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang dirinya.

Sementara itu, Rose juga mencapai museum yang sama dalam usahanya sendiri untuk bertemu dengan aktris favoritnya. Melalui serangkaian kebetulan, Rose akhirnya berhadapan langsung dengan aktris tersebut, yang ternyata adalah Lillian Mayhew versi lama — karakter yang sama yang diperankan oleh Julianne Moore. Dalam pertemuan yang mengharukan ini, Rose mengalami rasa kepuasan yang mendalam dan menemukan bahwa kekagumannya pada Lillian Mayhew didasarkan pada sesuatu yang lebih dalam daripada sekadar pemujaan selebritas.

Pemeran:

  1. Oakes Fegley sebagai Ben Wilson (1977): Ben adalah seorang anak laki-laki yang tinggal di Gunflint Lake, Minnesota, pada tahun 1977. Setelah peristiwa yang mengubah hidup, dia memulai perjalanan ke New York City untuk mencari ayahnya.
  2. Millicent Simmonds sebagai Rose Kincaid (1927): Rose adalah seorang gadis tuna rungu yang tinggal di Hoboken, New Jersey, pada tahun 1927. Dia terpikat oleh film bisu dan berkelana ke New York City untuk menemukan aktris favoritnya.
  3. Julianne Moore sebagai Lillian Mayhew / Elaine Wilson: Julianne Moore menggambarkan dua karakter. Lillian Mayhew adalah seorang aktris film bisu terkenal yang memainkan peran penting dalam cerita Rose. Elaine Wilson adalah ibu Ben yang terasing, yang ketidakhadirannya mendorong keinginan Ben untuk berhubungan kembali dengan ayahnya.
  4. Michelle Williams sebagai Elaine Wilson: Michelle Williams muncul sebagai ibu Ben, Elaine, dalam adegan berlatar tahun 1977. Ketidakhadiran karakternya berfungsi sebagai pendorong perjalanan Ben.
  5. Jaden Michael sebagai Jamie: Jamie adalah teman dan sekutu Ben di New York City. Dia membantu Ben dalam pencarian ayahnya dan memberikan bimbingan sepanjang jalan.
  6. Tom Noonan sebagai Walter: Walter adalah kurator museum yang ditemui Ben selama berada di New York City. Dia memberikan informasi penting yang menuntun Ben dalam usahanya mencari jawaban.

Ulasan dan Penjelasan

Kita menyelami perjalanan dua anak yang saling terkait, dipisahkan oleh lima dekade namun dihubungkan oleh kesamaan pengalaman mereka. Meski terdapat perbedaan waktu, resonansi dari pencarian mereka bergema dengan kesamaan yang mencolok, masing-masing ditandai dengan pencarian akar dan penemuan jati diri di tengah-tengah keadaan keluarga yang penuh tantangan. Baik yang mengalami gangguan pendengaran maupun menghadapi dinamika keluarga yang kurang ideal, perjalanan hidup mereka bersinggungan dengan kehidupan Kota New York, dengan dua museum ikonik yang menjadi landmark penting.

Ben, seorang anak berusia 12 tahun yang berasal dari Gunflint, Minnesota, sekitar tahun 1977. Dunianya berubah ketika sebuah tragedi tak terduga merenggut nyawa ibunya (diperankan oleh Michelle Williams), meninggalkan dia dengan kehilangan yang sangat besar dan ketulian disebabkan oleh kecelakaan yang aneh. Berbekal penanda samar yang mengisyaratkan keberadaan ayahnya yang sulit dipahami, Ben memulai perjalanan ke ramainya Kota New York.

Sementara itu, pada tahun 1927 di Hoboken, New Jersey, kita bertemu Rose, yang diperankan oleh pendatang baru yang luar biasa, Millicent Simmonds. Jiwa artistik yang terpikat oleh daya tarik legenda layar bisu Lillian Mayhew (diperankan oleh Julianne Moore dalam peran ganda), Rose bergulat dengan batasan yang menyesakkan dari ayahnya yang mendominasi. Dipicu oleh kekagumannya yang besar terhadap idolanya, Rose memulai ziarahnya sendiri ke kota metropolitan itu, mengungkap hubungan tak terduga yang mengikat nasibnya dengan nasib Lillian dengan cara yang melampaui imajinasinya.

Sepanjang ekspedisi paralel mereka, Ben dan Rose melintasi landmark Kota New York yang sudah dikenal, melewati jalan-jalan yang ramai dan lokasi-lokasi ikonik. Narasi mereka menyatu dalam perbedaan, mencerminkan perjuangan dan kemenangan satu sama lain dengan latar belakang lanskap perkotaan yang dinamis.

Brian Selznick yang dikenal karena kehebatan bercerita yang ditunjukkan dalam karya seperti "The Invention of Hugo Cabret," dengan mulus mentransisikan keajaiban sastranya ke layar lebar saat ia mengadaptasi novelnya sendiri untuk skenario tersebut. Sama seperti ia memukau penonton dengan Hugo yang menjadi inspirasi bagi mahakarya Scorsese.

Mungkin awalnya sebagian pemirsa menganggap alur cerita ganda ini agak membingungkan, mungkin kesulitan menavigasi seluk-beluk setiap era. Sutradara Todd Haynes terkenal karena visualnya dalam film seperti Far From Heaven dan Carol, dengan ahli menciptakan dua estetika visual yang berbeda, seolah membawa penonton melintasi ruang dan waktu.

Dalam dunia Ben tahun 1977, warna poliester dan neon yang cerah membangkitkan semangat zaman itu, sementara Haynes menggunakan teknik sinematik yang mengingatkan kita pada tahun 1970-an, memberikan kualitas visual yang nostalgia dan pudar. Sebaliknya, Rose tahun 1927 terbentang dalam warna hitam dan putih abadi, menyerupai film bisu di masa lalu. Ketiadaan dialog meningkatkan fokus kita pada ekspresi emosi dan gerak tubuh Rose yang halus, sehingga dunia batinnya terungkap dengan tajam.

Post a Comment for "Wonderstruck"