Sinopsis The Slider 2016 - Forbidden to Dream

The Slider, dikenal juga dengan judul Forbidden to Dream, film drama dengan jadwal tayang 2016, sutradara Carlo Fusco, penulis Filippo Luciano Santaniello, pemain utama Vin Bejleri, Ieva Lykos, Bruce Davison, untuk GPF 5 Stelle Ro Film, S.C. Mycountry Production, Wind of Corleone Film.

The Slider 2016 

Film ini mengisahkan Michael, seorang pekerja sebagai petugas kebersihan di sebuah rumah sakit. Ia tinggal bersama istrinya Ester, yang terjebak ke dalam depresi berat setelah kematian anak mereka. Michael bersedia melakukan apa saja, apapun demi menyelamatkan Ester, meski hal-hal yang mungkin dianggap gila yang bahkan tidak pernah terbayangkan.

Pemeran:

• Vin Bejleri sebagai Michael Martini
• Ieva Lykos sebagai Ester
• Tom Sizemore sebagai Nurse
• Bruce Davison sebagai Wiesel
• Daryl Hannah sebagai Carol
• Maia Morgenstern sebagai Marta Martini
• Hal Yamanouchi sebagai Goro Nagano

Michael Franco, diperankan oleh Ieva Lykos yang tabah namun bermasalah, adalah pemain bisbol berbakat yang kariernya sedang menanjak. Namun, masa depannya yang menjanjikan berubah menjadi gelap ketika ia terjerat dalam jaringan penipuan, yang diatur oleh sekelompok individu kuat dengan agenda mereka sendiri. Saat kehidupan Michael mulai terurai, ia mendapati dirinya mempertanyakan moralitasnya sendiri dan pilihan yang telah diambilnya. Film ini mengikuti perjalanannya saat ia menghadapi konsekuensi berbahaya dari keputusannya, yang akhirnya mengarah pada konfrontasi dengan mereka yang berusaha mengendalikannya.

Ulasan:

The Slider mencoba untuk merangkai kisah ambisi dan konflik moral dengan latar belakang dunia olahraga. Meskipun film ini memiliki premis yang menarik, film ini berjuang untuk sepenuhnya mewujudkan potensinya karena kombinasi masalah kecepatan, penampilan yang tidak merata, dan narasi yang agak terputus-putus.

Cerita The Slider berakar pada gagasan tentang ambisi yang meleset. Alur karakter Michael Franco dimaksudkan untuk mengeksplorasi konsekuensi dari pengorbanan integritas demi kesuksesan. Film ini menyentuh tema-tema seperti manipulasi, pengaruh kekuasaan yang merusak, dan rapuhnya mimpi. Namun, eksekusi tema-tema ini terasa tidak konsisten, dengan beberapa poin plot kurang mendalam untuk memberikan dampak yang bertahan lama.

Para pemeran memberikan penampilan yang beragam. Ieva Lykos sebagai Michael Franco memberikan penampilan yang sungguh-sungguh tetapi sering kali terkendali, berjuang untuk menyampaikan rentang emosi penuh yang dibutuhkan oleh perjalanan karakter tersebut. Tom Sizemore dan Bruce Davison, yang memerankan tokoh-tokoh kunci dalam konspirasi seputar Michael, membawa kehadiran veteran mereka ke layar, tetapi bahkan penampilan mereka terhambat oleh kecepatan dan dialog film.

Daryl Hannah, dalam peran pendukung, menambahkan beberapa gravitas pada film tersebut, tetapi motivasi dan dampak karakternya pada plot kurang berkembang, membuat penampilannya terasa agak terputus dari keseluruhan narasi.

Penyutradaraan dan Sinematografi:

Sutradara Carlo Fusco mencoba menciptakan suasana yang menegangkan, tetapi tempo film sering kali tidak sesuai dengan tujuan ini. Narasi bergerak dengan tempo yang lambat di beberapa area, sementara terburu-buru melewati momen-momen penting yang seharusnya bisa lebih dieksplorasi. Sinematografi menangkap kesuraman dunia Michael, dengan palet warna yang redup yang mencerminkan kekacauan internalnya. Namun, gaya visualnya tidak banyak mengangkat cerita, sering kali terasa datar dan tidak bersemangat.

The Slider adalah film dengan potensi yang gagal menyampaikan narasi yang menarik atau melibatkan penonton sepenuhnya. Meskipun mengeksplorasi tema-tema menarik tentang ambisi, moralitas, dan manipulasi, eksekusinya masih jauh dari kata memuaskan. Penampilannya, meskipun mumpuni, sering kali terhalang oleh tempo dan naskah film, sehingga menghasilkan cerita yang tidak memiliki dampak emosional yang diharapkan.

Penggemar drama olahraga atau film menegangkan mungkin akan menganggap beberapa elemen film ini menarik, tetapi The Slider pada akhirnya kesulitan untuk mencapai sasarannya, sehingga film ini hanya menjadi film menegangkan yang mudah dilupakan.

Share :