Escape From Sarajevo, Kisah Pelarian Seorang Ayah Dari Sarajevo Tahun 1992

Escape From Sarajevo adalah film adaptation drama thriller yang masuk dalam kategori black list tahun lalu, kini dihidupkan lagi. Skenario hasil tulisan Vanya Asher ini didasari oleh pelarian ayahnya sendiri dari Sarajevo pada tahun 1992. Kisah yang sama ada juga dalam buku berjudul sama, yang belum saya ketahui apakah berasal dari sumber yang sama atau cerita yang mirip saja.

Aktor Armie Hammer menyebut bahwa proyek film tersebut adalah kisah yang menyedihkan tentang seorang pria dan keluarganya. Kisah ini dijelaskan dengan sangat baik oleh anak-anaknya, termasuk mempublikasikan buku lain termasuk The Picnic Dog dan Worm Weather.

Vanya Asher adalah seorang aktor kelahiran Zagreb, Yugoslavia (kini Kroasia) yang pernah sukses dengan perannya sebagai Ethan di film Scandal bersama stasiun TV ABC. Peran terbaiknya sebagai Lucas dapat dilihat di film Eureka.

Ada kemiripan dengan buku yang ditulis oleh Christobel Mattingley dengan judul yang sama (Asmir #3), merupakan kelanjutan dari 'Asimir in Vienna' dan 'No Gun for Asimir', yang menerima penghargaan tinggi HAM Australia.

Sinopsis

Merupakan kejadian yang menimpa ayah Asmir dalam perjuanganya melarikan diri dari badai perang di Saravejo dan kembali bergabung dengan keluarganya.

Escape from Sarajevo adalah buku anak-anak yang ditulis oleh Christobel Mattingley. Ini menceritakan kisah dua anak laki-laki, Nermin dan Marko, yang menjadi teman di tengah kekacauan Perang Bosnia pada 1990-an. Berikut rangkuman singkat ceritanya:

Buku ini berlatarkan Sarajevo, ibu kota Bosnia dan Herzegovina, selama Perang Bosnia. Nermin dan Marko, keduanya berusia sekitar 12 tahun, berasal dari latar belakang yang berbeda tetapi disatukan oleh pengalaman bersama dan kecintaan mereka pada sepak bola.

Saat perang meningkat dan kota menjadi semakin berbahaya, anak laki-laki menemukan hiburan dan pelarian dalam bermain sepak bola. Namun, hidup mereka segera terbalik ketika mereka menemukan diri mereka terjebak di kota selama periode pertempuran yang sangat intens.

Nermin dan Marko menghadapi ketakutan dan bahaya terus-menerus saat mereka menavigasi kota yang dilanda perang, menyaksikan kehancuran, kehilangan, dan kesulitan yang ditimbulkan oleh perang. Mereka menghadapi kenyataan pahit hidup di bawah pengepungan, termasuk kelangkaan makanan, kekurangan kebutuhan dasar, dan ancaman penembak jitu yang terus-menerus.

Didorong oleh keinginan mereka untuk bertahan hidup dan kerinduan akan kebebasan, anak laki-laki itu menyusun rencana untuk melarikan diri dari Sarajevo dan mencari perlindungan di tempat lain. Mereka harus mengandalkan kecerdasan, keberanian, dan bantuan orang lain untuk perjalanan berbahaya dan menghindari bahaya yang mengintai di setiap sudut.