The Forgiven (2017) Berakhirnya Apartheid Di Afrika Selatan (Forest Whitaker)

The Forgiven (2017), film drama dengan jadwal tayang 2017 (USA), oleh sutradara Roland Joffe, penulis Michael Ashton. Bercerita tentang akhir kekuasaan Apartheid dengan lokasi syuting di Afrika Selatan. Pemain utama Forest Whitaker, Eric Bana, Jeff Gum, Vince Vaughn, Rob Gough, Debbie Sherman, Michael MacKenzie, Dominika Jablonska, diproduksi oleh LINK entertainment, Light and Dark Films, Jeff Rice Films, dengan estimasi pengeluaran US$15 juta.

Setelah berakhirnya kekuasaan Apartheid, Arcbishop Desmond Tutu menggelar pertemuan dengan pembunuh brutal yang ingin insyaf. Desmond Tutu adalah seorang pemuka agama penerima nobel perdamaian atas oposisi yang dilakukannya terhadap aturan apartheid di Afrika Selatan. Lahir pada tahun 1931 di Afrika selatan, Desmond Tutu awalnya berkarir di bidang pendidikan sebelum putar haluan ke teologi, yang akhirnya menjadi salah satu pemimpin spritual terkemuka di dunia.

Pada tahun 1978, Tutu diangkat menjadi sekretaris jenderal Dewan Gereja di negaranya dan menjadi jurubicara untuk hak-hak kulit hitam di Afrika Selatan di era 1980-an yang memainkan perannya dengan hampir tak tertandingi dalam upaya menarik perhatian nasional dan internasional terhadap kejahatan apartheid, dan pada tahun 1984, ia memenangkan hadiah novel perdamaian atas usahanya itu. Dia kemudian menjadi pemimpin Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi yang terus menarik perhatian sejumlah isu keadilan sosial selama bertahun-tahun.

Sejak kekuasaan apartheid dinyatakan berakhir, uskup agung Desmond Tutu, menjalankan semacam komisi kebenaran untuk sebuah rekonsiliasi dan mengunjungi Piet Blomfed di penjara berkeamanan maksimum di Cape Town Afrika Selatan. Piet adalah mantan petugas kepolisian yang juga anggota kelompk Afrikaner Weestandsbeweging, dan kunjungan itu untuk tawaran amnesti. Blomfeld adalah saksi penting dalam pembunuhan yang terjadi di masa apartheid, kususnya pembunuhan seorang putri dari Nyonya Morobe, yang sangat memohon untuk mengungkap kematian putrinya itu ke uskup agung.

Blomfeld awalnya tak ada rasa penyesalan atas perbuatannya, bahkan ia tak mau buka mulut, bahkan mencaci dan mengejek kehadiran uskup agung di penjara itu. Namun ketika uskup menunjukkan sebuah foto seorang gadis kulit hitam, dia akhirnya mempertimbangkan tawaran itu kembali.

Salah satu rekan Blomfeld adalah Francois Schmidt, yang juga partnernya dalam pembunuhan, sempat berniat membunuh Blomfeld menggunakan kelompok geng, namun Blomfeld malah menyelamatkan nyawa orang yang dikirim untuk membunuhnya yang membuatnya dihormati oleh anggota geng, dan meminta agar Schmidt bertarung sendiri tanpa mereka.