Sinopsis Brain On Fire (2016), Menceritakan Kisah Cahalan, Jurnalis Yang Sedang Naik Daun di Media NY Post
Brain On Fire (2016) - Film biografi drama dengan jadwal tayang 22 Februari 2017, durasi 1 jam 35 menit, rating PG-13, disutradarai oleh Gerard Barrett, ditulis oleh Gerard Barrett dan Susannah Cahalan. Pemain utama dibintangi oleh Chloe Grace Moretz, Jenny Slate dan Carrie-Anne Moss. Film ini didasari oleh memoar/ buku karya Susannah Cahalan, sebuah kisah nyata.
Diproduksi oleh Foundation Features, Blank Page Productions, Broad Green Pictures. Sebelumnya Grace Moretz dan Tyler Perry sudah berkolaborasi dalam novel-novel karya Gillian Flynn: Dark Places (2015) dan Gone Girl (2014).
Pemain
- Chloe Grace Moretz sebagai Susannah Cahalan
- Jenny Slate
- Carrie-Anne Moss sebagai Rhona Nack
- Richard Armitage sebagai Tom Cahalan
- Thomas Mann sebagai Stephen
- Tyler Perry sebagai Richard
- Nicole LaPlaca
- Navid Negahban sebagai Dr. Najjar
- Agam Darshi sebagai Dr. Khan
- Lee Majdoub sebagai Guy
- Sachin Sahel sebagai Teknisi MRI
- Vincent Gale sebagai Dr. Samson
- Jessie Fraseer
- Alison Araya as EEG Tech
Sinopsis
Brain on Fire bercerita seputar Cahalan (Moretz), seorang jurnalis yang sedang naik daun di media New York Post yang secara misterius mulai mengalami hal-hal aneh dan mulai mendengar suara-suara.
Dalam beberapa minggu kemudian, Susannah Cahalan mengalami penurunan mental secara drastis dan mulai masuk dalam kategori kegilaan, dia mulai berubah dari kekerasan menjadi catatonia secara tidak sadar.Setelah serangkaian hal tak terduga, kesalahan diagnosa dan masa rawat inap di rumah sakit yang berkepanjangan, pada menit-menit terakhir, seorang dokter akhirnya melakukan intervensi dan melakukan pemeriksaan, memberikan diagnosa yang benar dan harapan untuk memperbaiki hidupnya kembali.
Catatonia adalah sikap yang tidak normal atau gerakan yang tidak normal yang terus meningkat akibat situasi mental yang terganggu (schizophrenia).
Memoar
Memoar Susannah Cahalan, Brain on Fire: My Month of Madness, adalah kisah mencekam dan mengerikan tentang perjuangan pribadinya melawan penyakit langka dan melemahkan. Diterbitkan pada tahun 2012, memoar tersebut mengisahkan pengalaman Cahalan dengan ensefalitis autoimun, suatu kondisi yang menyebabkan peradangan otak yang parah. Berikut ringkasan ceritanya:
Susannah Cahalan, seorang jurnalis berusia 24 tahun yang tinggal di New York City, mulai mengalami serangkaian gejala yang mengkhawatirkan dan tidak dapat dijelaskan. Awalnya, ia menderita kecemasan, paranoia, dan halusinasi, yang salah didiagnosis sebagai masalah kesehatan mental. Perilakunya menjadi semakin tidak menentu dan agresif, yang menyebabkan kehancuran dalam kehidupan pribadi dan profesionalnya.
Saat kondisinya memburuk, Cahalan menjalani banyak tes dan evaluasi medis. Meskipun berbagai kesalahan diagnosis telah dilakukan, gejalanya terus memburuk, termasuk kejang, gangguan kognitif, dan hilangnya fungsi motorik. Dokternya berjuang untuk memahami kesehatannya yang memburuk dengan cepat, dan kondisinya tetap menjadi misteri medis.
Setelah sebulan mengalami gejala yang intens dan memburuk, seorang ahli saraf akhirnya mendiagnosis Cahalan dengan ensefalitis autoimun. Kondisi langka ini disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang menyerang otak, yang menyebabkan peradangan parah. Dengan diagnosis ini, Cahalan memulai perawatan dengan imunoterapi, yang mencakup kombinasi steroid dan obat-obatan lain yang dirancang untuk menekan respons imun dan mengurangi peradangan otak.
Perawatan tersebut terbukti efektif, dan Cahalan secara bertahap memulihkan fungsi kognitifnya dan kembali ke kehidupan normalnya. Memoar tersebut menggambarkan proses pemulihannya dan dukungan yang diterimanya dari keluarga, teman, dan profesional medis. Cahalan juga menyelidiki dampak penyakit tersebut pada identitas dan hubungannya.
Selain menceritakan perjalanan pribadinya, Cahalan mengeksplorasi implikasi yang lebih luas dari penyakitnya, termasuk tantangan dalam mendiagnosis dan mengobati kondisi neurologis yang langka. Ia menyoroti pentingnya kesadaran dan pemahaman tentang ensefalitis autoimun dan mengadvokasi prosedur diagnostik dan pilihan pengobatan yang lebih baik.
Brain on Fire tidak hanya memberikan kisah yang intim dan pribadi tentang perjuangan Cahalan, tetapi juga menjadi bukti ketahanan jiwa manusia dalam menghadapi kesulitan yang mendalam. Memoar tersebut dipuji karena penggambarannya yang jujur dan mendalam tentang penyakit mental, misteri medis, dan kekuatan ilmu kedokteran.
Brain on Fire adalah bacaan menarik yang menawarkan pandangan mendalam tentang pengalaman orang-orang yang menghadapi tantangan medis berat, menekankan pentingnya ketekunan, harapan, dan pencarian pemahaman dalam menghadapi penyakit yang mengubah hidup.
إرسال تعليق for "Sinopsis Brain On Fire (2016), Menceritakan Kisah Cahalan, Jurnalis Yang Sedang Naik Daun di Media NY Post"