Sinopsis Sweetgrass (2009)

Sweetgrass (2009) - Film dokumenter petualangan western dengan jadwal tayang 22 April 2011, durasi 1 jam 41 menit, disutradrai oleh Illisa Barbash dan Lucien Castaing-Taylor.


Film ini mengikuti gembala modern saat mereka mengiringi kawanan domba mereka ke pegunungan Absaroka-Beartooth di Montana pada saat musim panas. Judul film ini berasal dari Sweet Grass County.

Pada musim panas tahun 2003, sekelompok gembala membawa kawanan domba untuk terakhir kalinya melalui Pegunungan Beartooth Montana, di barat laut utara Amerika. Perjalanan jauh hampir mencapai tiga ratus kilometer melalui lembah hijau yang luas, melalui ladang salju dan melintasi pegunungan berbahaya dan sempit - sebuah perjalanan penuh dengan tangangan.

Para gembala senior yang sudah tua ini melakukan hal-hal terbaik untuk menjaga ratusan domba yang bersama-sama berjalan bersama mereka. Pegunungan tinggi dengan panorama yang indah ini juga penuh dnegan serigala lapar dan beruang grizzly.

Perekaman pertama diawali pada musim semi tahun 2001, ketika Barbash dan Castaing-taylor pertama kali mendengar tentang sebuah keluarga penggembala Norwegia-Amerika di Montana. Penggembala ini termasuk adalah orang terakhir yang membawa anjing mereka melewati jarak yang sangat jauh melewati pegunungan. Selama 8 tahun syuting, film dokumenter ini kemudian tampil perdana di festival film internasional di Berlin ke 59. 

Trailer


Film ini dimulai dengan para gembala mempersiapkan perjalanan musim panas melalui Pegunungan Absaroka-Beartooth di Montana. Para gembala, John dan Robert, bersama anjing-anjing mereka yang setia, memimpin sekawanan besar domba untuk merumput di padang rumput pegunungan yang subur.

Saat perjalanan dimulai, film ini memberikan pandangan yang intim dan mendalam tentang kehidupan para gembala dan tantangan yang mereka hadapi. Dokumenter ini menyajikan pemandangan yang menakjubkan, kesulitan perjalanan, dan hubungan yang mendalam antara para gembala dan kawanan domba mereka.

Film ini menampilkan sifat penggembalaan yang terkadang monoton. Rutinitas sehari-hari para gembala saat mereka melewati medan berbahaya, bertahan dalam kondisi cuaca yang keras, dan melindungi kawanan dari pemangsa, termasuk beruang grizzly dan serigala.

Para gembala mengandalkan metode dan praktik penggembalaan tradisional yang telah diwariskan turun temurun.