Sinopsis The Flowers of War (2011), Didasari Novel Berjudul 13 Flowers of Nanjing

The Flowers of War (2011) adalah Film asal Tiongkok, judul asli Jin ling shi san chai, sebuah film perang drama sejarah, jadwal tayang 27 Juni 2012, durasi 2 jam 26 menit, rating R, disutradarai oleh Yimou Zhang, ditulis oleh Heng Liu dan Geling Yan. Pemain utama dibintangi Christian Bale, Ni Ni dan Xinyi Zhang.

The Flowers of War

Film ini didasari oleh novel karya Geling Yan berjudul 13 Flowers of Nanjing, yang terinspirasi dari diari Minnie Vautrin. Film ini diset di Nanking, Cina, selama masa Pembantaian Nanking pada tahun 1937 dalam era Perang Kedua Sino Jepang. Sekelompok orang melarikan diri, mencari tempat perlindungan di kompleks gereja, mencoba bertahan menghadapi penderitaan dan penganiayaan yang ditimbulkan oleh invasi yang begitu kejam di kota mereka.

Pada tahun 1937, Jepang menginvasi Cina sebagai permulaan Perang Sino-Jepang Kedua. Tentara Kekaisaran Jepang mengambil alih ibukota Cina, Nanking, yang pada bulan Desember melakukan tekanan dan pembantaian sistematis dan brutal di kota itu.

Invasi Jepang ini telah mengalahkan tentara Cina, menyebabkan para perempuan usia muda melarikan diri ke balik tembok gedung-gedung katedral Katolik Roma. Ketika itu, John Miller, seorang petugas pemakaman Amerika sedang bertugas untuk menguburkan seorang rohaniawan.

Pemain

  • Christian Bale sebagai John Miller
  • Ni Ni sebagaiYu Mo
  • Zhang Xinyi sebagai
  • Tong Dawei sebagai Mayor Li
  • Atsuro Watabe sebagai Kolonel Hasegawa
  • Shigeo Kobayashi sebagai Letnan Kato
  • Cao Kefan sebagai Mr. Meng
  • Huang Tianyuan sebagai George Chen
  • Han Xiting sebagai Yi
  • Zhang Doudou sebagai Ling
  • Yuan Yangchunzi sebagai Mosquito
  • Sun Jia sebagai Hua
  • Li Yuemin sebagai Dou
  • Bai Xue sebagai Lan
  • Takashi Yamanaka sebagai Letnan Asakura
  • Paul Schneider sebagai Terry
Pada tahun 1937, di Cina, selama perang Sino-Jepang kedua, seorang petugas pemakaman, John (christian Bale) tiba di gereja Katolik di Nanjing untuk mempersiapkan penguburan. Ketika ia tiba di sana, ia mendapati dirinya telah menjadi satu-satunya orang dewasa di antara sekelompok siswa gadis biarawati dan para pelacur yang mencari perlindungan. Ketika dia menemukan dirinya dalam posisi yang tidak diinginkan dari kedua kelompok yang sedang berperang dan kengerian tentara Jepang yang menyerang, ia menemukan arti sebuah pengorbanan dan kehormatan.

Plot Novel

"13 Flowers of Nanjing" adalah novel fiksi sejarah karya Yan Geling. Kisah ini berlatarkan Pembantaian Nanjing 1937, juga dikenal sebagai Pemerkosaan Nanjing, yang terjadi selama Perang Tiongkok-Jepang Kedua. Berikut ringkasan ceritanya:

"13 Flowers of Nanjing" mengikuti pengalaman sekelompok siswi Cina selama invasi brutal tentara Jepang ke Nanjing. Ceritanya berkisar pada karakter Shujuan, seorang gadis muda yang terjebak dalam kekacauan dan kekerasan perang.

Saat pasukan Jepang menduduki Nanjing, Shujuan dan teman-teman sekelasnya berlindung di kompleks sekolah yang terbengkalai. Gadis-gadis itu menyaksikan langsung kengerian perang, termasuk pembunuhan massal, kekerasan seksual, dan penghancuran kota mereka.

Di tengah kegelapan dan keputusasaan, Shujuan menjalin ikatan dengan sekelompok pelacur yang tertinggal di kota. Bersama-sama, mereka menjalani area yang berbahaya dan ketidakpastian yang tak berujung. Melalui perspektif Shujuan, "13 Flowers of Nanjing" menyoroti ketangguhan dan kekuatan orang-orang biasa dalam menghadapi situasi ekstrem. 

Karakter:
  1. Shujuan: Shujuan adalah karakter sentral dan protagonis novel. Dia adalah seorang siswi muda Tionghoa yang terjebak dalam kengerian Pembantaian Nanjing. Melalui matanya, pembaca mengalami kebrutalan perang dan menyaksikan perjalanan bertahan hidup.
  2. 13 Flowers: Novel ini mengambil namanya dari kelompok tiga belas pelacur yang tertinggal di Nanjing setelah invasi Jepang. Para wanita ini menjalin ikatan dengan Shujuan dan memberikan dukungan dan perlindungan selama kekacauan. Masing-masing dari tiga belas bunga memiliki kepribadian dan cerita uniknya sendiri.
  3. Tentara Jepang: Tentara Jepang adalah kekuatan antagonis dalam cerita. Tindakan brutal mereka, termasuk pembunuhan massal dan kekerasan seksual, menjadi latar belakang narasi. Beberapa individu tentara Jepang dapat digambarkan dengan karakteristik dan motivasi mereka sendiri.
  4. Karakter Tionghoa Lainnya: Novel ini menampilkan karakter Tionghoa tambahan, termasuk teman sekelas Shujuan, guru, dan individu lain yang terjebak di zona perang. Mereka mewakili populasi yang lebih luas yang terkena dampak invasi dan menambah kedalaman cerita.

Post a Comment for "Sinopsis The Flowers of War (2011), Didasari Novel Berjudul 13 Flowers of Nanjing"