TRASH 2014 (Film di Brazil)

TRASH 2014 (Film di Brazil)
TRASH 2014


TRASH 2014 (Lokasi film di Brazil) dimulai di pemakaman di Rio de Janeiro, Brasil. Seorang pria bernama Jose Angelo sedang mengubur peti mati putrinya, Pia Angelo. Sesampainya di rumah, Jose menyimpan foto, kunci, dan barang lainnya di dompet merah. Namun tiba-tiba, polisi datang menggerebek rumah Jose. Dia mencoba melarikan diri tetapi polisi mengejarnya. Polisi menembak kakinya hingga terpojok. Kemudian, dia membuang dompetnya yang berharga ke dalam truk sampah. kemudian, truk itu tiba di tempat pembuangan sampah. Seorang anak pemulung bernama Rafael, menemukan dompet yang dibuang oleh Jose. 

Saat beristirahat, Rafael membagikan sebagian uang yang ia temukan kepada temannya, Gardo. Di dalam dompet itu, Rafael juga menemukan KTP, undian, kunci, dan barang-barang lainnya. Sementara di tempat lain, Jose diinterogasi soal barang-barang di dalam dompet yang dibuangnya. Namun Jose tak mau membeberkannya dan akhirnya dihabisi polisi. di tempat pembuangan sampah, Rafael ingin mampir sebentar ke gereja. Dia bertemu gurunya, Olivia. Kemudian, Gardo menyusulnya. Dia memberikan uang yang diperolehnya tadi untuk membeli ayam, agar mereka bisa makan enak malam ini. Beberapa saat kemudian, polisi yang dipimpin oleh Frederico datang ke tempat pembuangan sampah untuk mencari dompet Jose yang hilang. Frederico bertemu dengan Gardo yang saat itu minta difoto. Gardo bertanya mengapa begitu banyak polisi yang datang. 

Kemudian, Frederico menjelaskan bahwa mereka sedang mencari dompet yang hilang. Polisi itu juga mengatakan bahwa dompet itu adalah barang bukti yang sangat penting. Frederico menawarkan sejumlah uang, jika ada yang menemukan dompetnya. Dia kemudian menanyakan nama mereka. Gardo memperkenalkan dirinya dan juga Rafael. Sore harinya, Gardo menyarankan Rafael untuk segera menyerahkan dompet merah tersebut, agar bisa mendapatkan hadiah. Namn Rafael menolak, ia yakin di dalam dompet itu pasti ada sesuatu yang berharga. Karena itu, polisi rela datang ke tempat pembuangan sampah. Menurutnya, semakin lama dompet hilang, maka akan semakin tinggi bayarannya. Kemudian, Rafael mengajak Gardo untuk bertemu dengan teman lamanya. Rafael dan Gardo masuk ke selokan kumuh. Di dalam, mereka bertemu dengan seorang pria bernama Gabriel. 

Rafael meminta bantuan Gabriel untuk menemukan barang berharga di dompet itu. Gabriel menunjukkan kepada mereka kunci dari dalam dompet dan itu mungkin yang dicari polisi. Gabriel bersedia mencari tahu tentang kuncinya, jika Rafael mau membagi hadiah mereka secara setara. Raphael akhirnya setuju. Keesokan harinya, mereka bertiga naik kereta api untuk mencapai sebuah kota. Mereka melewati lorong ke suatu tempat, tetapi jalan mereka diblokir oleh preman yang menguasai daerah tersebut. Karena tidak memiliki uang, Gabriel menyerahkan kalungnya agar mereka diperbolehkan lewat. Mereka tiba di ujung aula dan ternyata, jalan itu adalah jalan menuju stasiun kereta. Gabriel berkata bahwa kunci dari dompet itu mungkin adalah kunci loker di stasiun. Mereka bermaksud membuka loker, tetapi ada seorang polisi yang sedang bertugas. Gardo berinisiatif mengalihkan perhatian polisi dan berpura-pura menjadi pencopet. 

Polisi mulai mengejarnya. Sementara itu, Gabriel dan Rafael membuka loker dengan kuncinya. Di dalam, mereka menemukan sebuah amplop putih. Mereka segera kabur, diikuti oleh para pemalas yang penasaran. Mereka akhirnya berhasil melarikan diri dan bersatu kembali di kereta. Gardo memeriksa amplop yang mereka terima. Amplop itu ditujukan kepada seorang tahanan bernama Joao Clemente. Mereka juga menemukan surat dan foto Jose Angelo dan putrinya. Ada nomor tersembunyi di balik foto. Singkat cerita, mereka telah sampai di rumah seorang pendeta, Julliard. Diam-diam, mereka menggunakan komputer Pendeta Julliard dan mencari profil Joao Clemente. Saat berada di ruang tamu, Gabriel mencoba mengalihkan perhatian Julliard dan Olivia. Dari Google diketahui bahwa Joao Clemente merupakan mantan pengacara yang kemudian dipenjara karena suatu hal.

Rafael kemudian mencetak informasi tentang pria tersebut dan mereka kabur dari sana. Saat berada di tempat pembuangan sampah, Frederico melanjutkan pencariannya. Ia memerintahkan para pemulung untuk mencari dompet yang hilang tersebut, namun dompet tersebut tidak pernah ditemukan. Frederico bertanya kepada seorang anak laki-laki tentang Rafael dan Gardo, tetapi anak laki-laki itu mengatakan bahwa mereka tidak masuk kerja hari ini. Sore harinya, Rafael berencana bertemu Joao Clemente keesokan harinya. Namun tanpa diduga, polisi menculik Rafael dan membawanya pergi dari sana. Gardo dan Gabriel yang mengetahuinya segera melaporkannya ke Priest Julliard. Sementara itu, di jalan yang sepi, Rafael dibawa keluar dari mobil dan kepalanya dibenturkan ke mobil. Polisi meminta Rafael untuk menunjukkan di mana dompet itu berada. Tapi Rafael diam dan tidak mau berbicara. 

Frederico menyuruh anggotanya untuk menutupi kepala Rafael lalu memasukkannya ke dalam mobil. Tangan dan kakinya diikat. Polisi langsung mengemudikan mobil dengan ugal-ugalan yang membuat Rafael tersandung di dalamnya. Di tempat lain, Julliard dan Gardo datang ke kantor polisi. Mereka mencari Rafael, tetapi polisi yang bertugas mengatakan tidak ada anak di sana. Sementara di dalam mobil bersama Frederico, Rafael mengaku menemukan dompet tersebut. Frederico lalu bertanya apa isi dompet itu. Tapi Rafael hanya diam dan tidak mau memberitahunya. Gara-gara itu, Rafael dimasukkan ke dalam bagasi mobil dan lagi-lagi polisi mengambil mobilnya dengan liar hingga Rafael kesakitan. Saat berada di rumah, Julliard dan Gardo kembali dengan tangan kosong. Mereka gagal menemukan Rafael. Julliard hanya bisa berdoa. Semoga Tuhan melindungi Rafael. Di persimpangan yang sepi, Rafael diturunkan oleh Frederico. 

Dia memerintahkan anak buahnya untuk membunuh Rafael. Setelah itu, Frederico meninggalkan tempat itu. Salah satu petugas polisi mengarahkan senjatanya dan bersiap untuk menembak Rafael. Tapi polisi itu tidak tega melakukannya, jadi dia membiarkan Rafael tinggal dan meninggalkan tempat itu. Keesokan harinya, warga menemukan Rafael dalam keadaan sekarat. Anak laki-laki itu dibawa dengan tandu dan dibawa pulang ke Pendeta Julliard. Luka-luka di tubuh Rafael mulai dirawat. Setelah itu, Gabriel bertanya apakah Rafael akan menyerah. Namun Rafael mengatakan bahwa dia tidak akan menyerah sampai dia mati. Sore harinya, Olivia pulang dan dia kaget melihat Rafael dan teman-temannya ada di rumahnya. 

Gardo menjelaskan bahwa Rafael baru saja dipukuli oleh polisi dan dia membutuhkan keadilan. Gardo meminta Olivia menemui pengacara besok, yaitu kakeknya sendiri. Setelah itu, Rafael mengatakan bahwa dia mengingat sesuatu. Polisi sebelumnya telah berbicara tentang seorang pria bernama Santos. Gabriel berkata bahwa dia mengenal seseorang bernama Santos. Dia adalah politisi kotor yang ingin menjadi walikota kota. Santos tinggal di daerah dekat pantai. Keesokan harinya, Rafael dan Gabriel pergi ke rumah Santos. Sementara itu Gardo dan Olivia berangkat ke penjara. Singkat cerita, Gardo dan Olivia tiba di penjara. Petugas melarang Gardo masuk, karena masih anak-anak. Tapi Gardo mengatakan bahwa dia ingin mengunjungi kakeknya. 

Akhirnya petugas mengizinkan. Mereka dibawa masuk dan bertemu dengan seseorang yang ternyata adalah Joao Clemente. Gardo memberikan pesan terakhir dari Jose Angelo yang masih ia ingat. Dalam surat tersebut, Jose mengungkapkan kerinduannya pada pamannya, Joao Clemente. Jose juga mengatakan bahwa orang yang memenjarakan Joao akan segera ditangkap. Jose berjanji bahwa Santos akan menyelesaikannya. Jose berkata bahwa perjuangan Joao melawan korupsi akan terus berlanjut. Dia mengatakan jika pesan itu sampai padanya, itu berarti Jose sudah mati. Di akhir suratnya, Jose meminta maaf jika dirinya telah menjadi beban bagi Joao Clemente. di tempat lain, di rumah Santos, Rafael dan Gabriel sudah tiba disana. Mereka bertemu dengan seorang tukang kebun. Di sana, ada banyak satpam yang berjaga-jaga. Gabriel bertanya mengapa rumah Santos dijaga ketat. 

Tukang kebun mengatakan bahwa Santos baru saja kehilangan barang berharga. Seseorang bernama Jose Angelo telah mencuri 10 juta real dan membawa barang-barang penting lainnya. Tukang kebun menceritakan kronologinya. Suatu hari, Santos mengadakan rapat di rumahnya tentang pencalonannya sebagai walikota. Santos menyuap pejabat itu agar dia terpilih. Kemudian, Jose dipercaya menyimpan uang Santos dan buku-buku penting di ruang rahasia. Namun di malam hari, Jose secara tidak sengaja merusak lemari es Santos dan tidak berfungsi lagi. Jose pun menyarankan untuk mengganti kulkas dengan yang baru. Belakangan, Jose beraksi mencuri uang sekaligus buku daftar orang yang pernah menerima suap dari Santos. Jose memasukkan semua uangnya ke dalam kulkas, lalu dia membayar seorang kurir untuk mengantarkan kulkas yang rusak itu ke rumahnya. Itulah alasan mengapa Jose sangat dicari oleh polisi. 

Kembali ke masa sekarang, Gardo memberi tahu Joao tentang angka-angka di balik foto Jose. Jao mengatakan dia tahu tentang nomor tersebut, yang merupakan kode rahasia dari Jose. Untuk mengatasinya, Joaoa membutuhkan sebuah Alkitab. Namun penjaga tidak mengizinkan karena jam besuk sudah habis. Penjaga itu berjanji akan memberikan Alkitab kepada Gardo, jika dia kembali keesokan harinya. Joao menitipkan pesan terakhirnya kepada Gardo, bahwa ia yakin kode-kode Jose akan terpecahkan. Gardo hanya perlu mengurutkan ayat-ayat dan angka-angka yang ada di dalam Alkitab, maka kode tersebut akan terpecahkan. Gardo kemudian keluar dari sel dan berniat pulang, namun seorang petugas bernama Marco menghentikannya. Dia menuntut tebusan seribu real jika Gardo menginginkan Alkitab Joao Clemente.

Tak lama, mereka semua tiba di rumah. Olivia bertanya kepada Rafael dan teman-temannya mengapa mereka melakukan semua ini. Rafael mengatakan ini semua untuk mengungkap kebenaran. Kemudian, Olivia menawarkan mereka untuk membuat rekaman. Mereka juga siap. Kemudian, rekaman itu dibuat. Dalam video tersebut, mereka menceritakan semua kejadian yang pernah mereka alami, seperti yang dialami Rafael dipukuli polisi. Sementara itu, Frederico menerima telepon dari Santos. Dia ingin buku dan uangnya segera ditemukan. Santos memerintahkan Federico untuk menghancurkan kediaman Rafael dan teman-temannya. Beberapa saat kemudian, polisi datang menggerebek kediaman Olivia. Federico mencuri dompet yang dia cari, tetapi tidak ada. Frederico kemudian membawa Olivia untuk diamankan. Semua area pemukiman dibakar oleh polisi.

Rafael dan Gardo hanya bisa menyaksikan rumah mereka menghilang dari kejauhan. Kemudian, mereka memutuskan untuk kembali ke kota. Mereka berniat untuk mengambil Alkitab dari Marco. Tapi mereka tidak tahu caranya, karena mereka tidak punya uang. Dalam perjalanan pulang, mereka melihat warga yang menjadi korban kebakaran. Warga berbondong-bondong mengungsi ke gereja. Gabriel memasuki kamar Julliard dan mengambil uang pendeta. Ketika Julliard kembali ke kamarnya, dia melihat uangnya sudah hilang. Gabriel meninggalkan selembar kertas dengan namanya di atasnya dengan wajah sedih di atasnya. Gabriel kembali dan memberikan uang curian itu kepada Rafael, lalu mereka menggunakan uang itu untuk menebus Alkitab dari Marco. 

Keesokan harinya, Rafael menyusun rencana yang matang untuk Gardo. Lalu mereka pergi. Gardo bertemu Marco di restoran untuk menebus Alkitabnya, tetapi ternyata Marco mengetahui rencana mereka dan dia menahan Gardo. Mereka bersembunyi di suatu tempat. Kelaparan, Gardo keluar sebentar untuk mencari makanan. Malam itu, Rafael dan Gabriel mencoba memecahkan kode yang diberikan oleh Jose. Angka-angka tersebut mengarah ke sebuah ayat dari Alkitab yang kemudian mengarahkan mereka ke beberapa nama binatang. Setelah dicocokkan dengan poster binatang, mereka mendapat nomor telepon. Saat di pesta, Gardo yang sedang mencari makan di tempat sampah didatangi seorang wanita. Tidak lama kemudian, polisi datang berpatroli. Gardo segera pergi dari sana dan mengajak teman-temannya untuk kabur. 

Dan saat polisi datang, Gardo dan teman-temannya sudah pergi. Mereka kemudian dipimpin oleh wanita yang ditemui Gardo. Wanita itu membawa mereka ke pangkalan ojek dan mereka segera melarikan diri dari sana. Di tempat sebelumnya, Frederico menemukan tempat persembunyian Rafael. Dia melihat angka-angka yang sebelumnya ditulis oleh Rafael. Frederico kemudian memutar nomor tersebut. Sementara di tempat lain, di pinggir jalan, Rafael berhenti sejenak untuk menelepon nomor yang sama.

Angka tersebut ternyata adalah angka yang mengacu pada sebuah tempat pemakaman bernama Santo Fransiskus. Rafael dan teman-temannya bergegas menuju kuburan. Sesampainya disana, Rafael melihat petunjuk terakhir dari Jose. Petunjuknya berupa kalender bertanda bulan ke-6 tanggal 17. Kemudian, Rafael mencari kuburan yang terkait dengan nomor tersebut. Saat berada di luar pagar, sepertinya Frederico sudah sampai di tempat itu juga. Saat berada di dalam, Rafael telah menemukan kuburan yang sama dengan petunjuk kalender. Makam tersebut bernomor 17 di Blok 6. Makam tersebut diberi nama Pia Angelo yang merupakan putri dari Jose Angelo. Tiba-tiba, seorang gadis muncul dari belakang. Gadis itu adalah Pia Angelo. Pia mengatakan sedang menunggu kedatangan ayahnya. Melihat Pia yang masih hidup, membuat Rafael semakin penasaran dan bertanya-tanya. Apa yang ada di dalam kubur? Kemudian, Rafael pergi sebentar untuk mencari teman-temannya. Namun saat kembali, Rafael melihat teman-temannya telah ditangkap oleh Federico.

Mereka diperintahkan untuk membongkar makam Pia. Karena itu, mereka mengeluarkan peti mati dari kuburan. Dan ternyata, peti tersebut berisi uang yang selama ini disembunyikan oleh Jose. Kemudian Federico menelepon Santos. Dia melaporkan bahwa uang dan bukunya telah ditemukan. Namun dari belakang, Pia membawa beton tersebut dan menjatuhkannya tepat di atas kepala Frederico. Rafael mengambil pistol Frederico dan mengarahkannya, tapi dia tidak membunuhnya. Setelah itu, mereka kembali ke tempat pembuangan sampah. Rafael dan Gardo pergi ke dataran tinggi, sedangkan Gabriel dan Pia pergi ke rumah Julliard. Gabriel mengembalikan uang Julliard yang telah dia curi. Ketika dia kembali, ada kertas dengan gambar kegembiraan yang ditinggalkan oleh Jibril. Dia juga meninggalkan sejumlah uang di laci Julliard. 

Kemudian, mereka membagikan uang yang mereka dapatkan dan menyia-nyiakannya di udara. Sementara di lantai bawah, pemulung mulai berdatangan untuk mengais uang yang jatuh. Mereka berempat menyewa mobil dan meninggalkan tempat pembuangan sampah. Di gereja, Olivia kembali ke rumah dan bertanya pada Julliard bagaimana kabar anak-anak. Dia menunjukkan gambar yang ditinggalkan oleh Gabriel. Gambar itu menunjukkan bahwa anak-anak itu bahagia. Selain itu, Olivia juga membawa sesuatu. Olivia membawa kartu memori yang berisi rekaman pengakuan Rafael dan kawan-kawan, lalu mengunggah video tersebut ke internet agar masyarakat mengetahui kebusukan Santos dan polisi. Olivia juga mendata orang-orang yang pernah menerima suap dari Santos. 

Beberapa hari kemudian, di pantai yang jauh, Pia terlihat menonton berita di TV. Dia melihat Santos ditangkap karena penyuapan. Polisi yang terlibat juga ditangkap. Video pengakuan Rafael dan kawan-kawan viral di mana-mana. Akhirnya, kebenaran terungkap. Rafael, Gardo, Gabriel dan Pia akhirnya hidup bahagia. Demikian ringkasan film dan ending film TRASH 2014. 

Sutradara: Stephen Daldry
Produser: Tim Bevan, Eric Fellner,Kris Thykier
Penulis: Richard Curtis
Pemeran: Wagner Moura, Selton Mello, Rooney Mara, Martin Sheen

Post a Comment for "TRASH 2014 (Film di Brazil)"