One Night in Miami... 2020

One Night in Miami... 2020
One Night in Miami... 2020

One Night in Miami... 2020 adalah film drama Amerika oleh sutradara Regina King, didasari oleh sebuah lakon teater dengan judul yang sama. Sebuah film tentang gambaran pertemuan di bulan februari 1964 antara Malcolm X, Jim Brown, Sam Cooke dan Muhmmad Ali. Pemeran adalah Kingsley Ben-Adir, Eli Goree, Leslie Odom, dengan karakter utama oleh Lance Reddick. 

Alur Cerita

Cassius Clay hampir saja mengalami kekalahan melawan Henry Cooper di ring tinju Stadion Wembley di London pada tahun 1963. Di lain tempat, Sam Cooke sedang galau untuk menyanyikan musik-musik soul nya di Copacabana yang ditonton oleh warga kulit putih yang kelihatannya tak bersahabat. Jim Brown di lain tempat baru saja pulang dari pertandingan fooball NFL dan ditunggu oleh teman bernama Carlton yang kulit putih di area perkebunan. 

Carlton memuji kepiawaian pemain NFL Jim Brown, namun ketika ia menawarkan bantuan mengangkat beberapa barang Carlton, pria kulit putih itu menolak dengan kalimat rasis bahwa Brown tak diizinkan masuk ke dalam rumah karena hitamnya Brown. Di suatu tempat lain, Malcolm X baru juga pulang dan membicarakan rencananya bersama istrinya Betty untuk meninggalkan Nation of Islam..

Tepat di tanggal 25 Februari 1964, mereka bertemu di Miami untuk menghadiri pertarungan tinju antara Clay melawan Sonny Liston untuk perebutan gelar. Malcolm dan Clay bertemu sebelum pertandingan dan berdoa secara Islam, sementara Brown mempersiapkan diri di sisi ring sebagai komentator, dan Cooke menjadi penonton bersama Malcolm X yang kemudian hadir dan mereka puas setelah Clay memenangkan juara kelas berat.

Setelah itu mereka berempat telah berada di kamar hotel atas undangan Malcolm untuk meluangkan waktu bersama, merenung dan memikirkan pencapaian yang telah mereka raih. Namun ada ketegangan tersendiri antara Malcolm dan Sam Cooke. Menurut Malcolm, Sam Cooke tidak setia ke komunitas mereka sebagai kulit hitam, malah menjadi lebih condong ke kulit putih. Namun Sam Cooke sebagai seorang penyanyi, merasa bahwa itu adalah caranya untuk menghasilkan finansial yang juga bisa disumbangkan untuk keberlangsungan seni di lingkungan kulit hitam. Sementara itu, Clay mengutarakan niatnya untuk fokus dalam perpindahannya ke Nation of Islam. 

Musik yang diproduksi Sam COoke telah menunjukkan keberhasilan namun hal itu justru menjadi bahan olokan dari Malcolm, dan itu menjadikan perselisihan diantara mereka justru memanas. Sam Cooke yang tak terima ejekan itu, menjelaskan bahwa kesuksesan dan kreatif dalam usahanya adalah sebuah contoh aspirasi bagi rekan kulit hitam lainnya. Sam menjelaskan bahwa lagu-lagu bernada protes tidak laku, sehingga dia harus berupaya mencari cara lain. Sementara Malcolm tetap ngotot bahwa Bob Dylan bisa berhasil dengan lagunya, tak seperti cara Sam Cooke.

Malcolm cukup terpukul dengan sikap Clay yang berubah, yang berpikir kembali untuk membatalkan keinginannya untuk itu bergabung dengannya. Dia mengatakan bahwa dia ingin membentuk sebuah organisasi sendiri dan karena itu mengajak Clay untuk bergabung. Namun Clay menolak dan merasa dikhianati, berpikir apakah kira-kira kepindahannya menjadi trik Malcolm untuk proyek barunya. Pertemuan mereka kini mulai tercium oleh pers hingga Clay mempersiapkan diri untuk menghadapi pers. Setelah perbincangan panjang itu, Clay secara resmi mengubah namanya menjadi Muhammad Ali, namun Malcolm justru menjadi rumit sejak pecah dengan Nation of Islam. Di hari kemudian, pada 21 Februari 1965, Malcolm tewas dibunuh. 


Post a Comment for "One Night in Miami... 2020"