"The Point Men" 2023 (Hwang Jung Min, Hyung Bin)

The Point Men 2023

The Point Men 2023 - Sejumlah pemain film papan atas Korea terlibat dalam sebuah film The Point Men yang disutradarai oleh Yim Soonrye dan skenario ditulis An Young-Soo. Plot film mengisahkan penculikan terhadap warga Korsel terjadi di suatu tempat di Timur Tengah, adan karena itu dua orang penting, Jae-Ho, seorang diplomat Korea dan Dae-Sik, anggota badan intelijen Korea, ditugaskan khusus melakukan spionase hingga penyelamatan terhadap warga hilang itu.

Merupakan sebuah kisah yang diangkat dari kejadian true story, yang pada tahun 2007 telah terjadi sebuah aksi penyanderaan terhadap warga Korea di Afghanistan, yang mana sebelumnya dikabarkan bahwa ada sekitar 23 orang telah menjadi korban penangkapan oleh suatu organisasi di negara itu. Mengambil lokasi film di wilayah Yordania, lalu mengalami masalah covid, membuat produksi film ini tersendat cukup lama, hingga kemudian dimulai kembali pada pertengahan tahun 2020.

Film ini juga dibantu oleh Kang Ki-Young, Lee Chun-Moo, Cha Yu-Joo. Menurut Megabox Plus M selaku distributor, film ini akan tayang perdana pada 18 Januari tahun 2023. Hyun-bin adalah aktor Korea Selatan yang telah muncul di sejumlah drama dan film televisi populer. Dia terkenal karena perannya dalam drama "My Name is Kim Sam-soon", "Secret Garden", dan "Crash Landing on You", yang semuanya sangat sukses dan populer di Korea Selatan dan internasional.

Hyun-bin lahir pada 25 September 1982 di Seoul, Korea Selatan. Dia memulai karir aktingnya di akhir tahun 2000-an dan dengan cepat mendapatkan pengakuan. Dia juga telah memenangkan beberapa penghargaan untuk aktingnya, termasuk penghargaan Aktor Terbaik di SBS Drama Awards 2010. Selain karir aktingnya, Hyun-bin juga sebagai pembawa acara untuk berbagai program televisi dan muncul dalam iklan dan video musik. Dia dikenal karena ketampanan dan kepribadiannya yang menawan, serta memiliki penggemar yang besar di Korea Selatan dan di seluruh dunia.

Rangkuman True Story

Pada tahun 2007, sejumlah 23 relawan Kristen Korea Selatan diculik oleh militan Taliban di Afghanistan. Para sandera termasuk 18 wanita dan lima pria, dan mereka dibawa saat bepergian dengan bus dari Kabul ke Kandahar. Taliban menuntut pembebasan beberapa rekan mereka yang dipenjara sebagai ganti para sandera, dan situasi tersebut mendapat perhatian luas dari media. Akhirnya, setelah negosiasi dengan pemerintah Afghanistan, para sandera dibebaskan setelah disekap selama lebih dari dua bulan.

Pada 19 Juli 2007, sekelompok missionaris Korea melakukan perjalanan di Afghanistan yang kemudian ditahan oleh anggota Taliban saat kendaraan yang mereka tumpangi melewai provinsi Ghazni. Dua dari para missionaris itu langsung dieksekusi sebelum terjadi kesepakatan negosiasi antara dua belah pihak. Perjalanan yang diprakarsai oleh Gereja Presbyterian ini kemudian menjadi tahanan selama hampir dua bulan yang mana selama penahanan, mereka dibagi menjadi beberapa kelompok dan berpindah-pindah.

Terjadi negosiasi antara Taliban dan pemerintah Korea Selatan yang berakhir pada penarikan 200 serdadu Korea dari Afghanistan di akhir tahun 2007. Namun terjadi pengunduran pengambilan keputusan yang kemudian menjadi buntu, hingga kedua belah pihak sepakat untuk melakukan negosiasi kembali dengan tatap muka dan menghasilkan kesepakatan yang kemudian melepaskan dua dari sandera. Tak berapa lama kemudian, kesepakatan itu kembali gagal.

Partisipasi Indonesia sebagai negara netral menjadi kunci penting dalam pembebasan sisa sandera sebanyak 19 orang, dan Taliban menerima uang sebanyak $20juta sebagai pengganti. Pembebasan sandera itu disebut tidak diumumkan ke publik sebagai bentuk kesepakatan bersama.

Penting untuk dicatat bahwa situasi di Afghanistan sangat bergejolak dan berbahaya selama bertahun-tahun, dan warga negara asing, termasuk sukarelawan, sering menjadi sasaran kelompok militan yang beroperasi di negara tersebut. Dianjurkan bagi individu untuk mempertimbangkan dengan hati-hati risiko dan potensi bahaya sebelum bepergian atau menjadi sukarelawan di Afghanistan.

Pemeran:

Hwang Jung-min sebagai Jung Jae-ho, diplomat
Hyun Bin sebagai Park Dae-sik, agen NIS
Kang Ki-young sebagai Qasim / Lee Bong-han
Jung Jae-sung sebagai Wakil Menteri Kim
Kwon Hyuk sebagai Sekretaris
Bryan Larkin sebagai Abdula
Jeon Sung-woo sebagai Sekretaris Cha
Fahim Fazli pemimpin Taliban
Lee Seung-chul sebagai Menteri Choi

Hwang Jung Min adalah aktor Korea Selatan yang dikenal karena penampilannya yang serba bisa baik di film maupun televisi. Ia lahir pada tanggal 1 September 1970 di Masan, Provinsi Gyeongsang Selatan, Korea Selatan.

Hwang memulai karir aktingnya pada awal 1990-an, awalnya bekerja di teater dan drama televisi. Dia mendapatkan pengakuan atas bakat dan kemampuannya untuk memerankan berbagai karakter dengan kedalaman dan keaslian. Terobosan Hwang datang dengan perannya dalam film "Waikiki Brothers" (2001), di mana ia memamerkan kemampuan aktingnya dan mendapat pujian kritis.

Sejak saat itu, Hwang telah tampil dalam berbagai film sukses, menjadikan dirinya sebagai salah satu aktor terkemuka di industri film Korea Selatan. Dia telah berkolaborasi dengan sutradara terkenal dan bekerja di berbagai genre, termasuk drama, aksi, komedi, dan film sejarah.

Beberapa film terkenal Hwang Jung Min meliputi:

"You Are My Sunshine" (2005) - Hwang memainkan peran utama dalam drama romantis tentang cinta abadi antara seorang petani dan DJ radio.
"New World" (2013) - Hwang memerankan seorang detektif yang terjebak dalam perebutan kekuasaan dalam sindikat kejahatan terorganisir.
"Ode to My Father" (2014) - Dia membintangi drama sejarah yang menggambarkan kehidupan seorang pria yang mengalami peristiwa penting dalam sejarah Korea.
"The Wailing" (2016) - Hwang membawakan penampilan yang memukau sebagai petugas polisi yang menyelidiki serangkaian kematian misterius di sebuah desa kecil.
"A Taxi Driver" (2017) - Hwang memainkan peran utama sebagai sopir taksi yang terlibat dalam gerakan pro-demokrasi di Gwangju pada tahun 1980.