"The Boogeyman" Review

"The Boogeyman"

"The Boogeyman" adalah salah satu film horor yang baru tiba di bioskop-bioskop yang didistribusikan oleh 20th Century Fox. Film The Boogeyman, adalah hasil dari perluasan cerita pendek karya Stephen King dari tahun 1973. Rob Savage menyutradarai bersama penulis Scott Beck, Bryan Woods, dan Mark Heyman. Rob sebelumnya baru menyelesaikan film HOST. The Boogeyman benar-benar sebuah horor yang mampu membuat pemirsa menahan nafas melihat performa dan ketegangan yang mantap. 

Film horor yang seharusnya hanya akan tampil online streaming ini mendapatkan respon positif dari berbagai kalangan yang membuat distributor memutuskan untuk melebarkan penayangan ke bioskop-bioskop. The Boogeyman mungkin akan mendapatkan kesuksesan seperti film horor sebelumnya yang juga sukses berjudul SMILE, yang menghasilkan box office memukau, lebih dari 10 kali lipat dari anggaran mereka. 

The Boogeyman, mengikuti seorang gadis SMA bernama Sadie (Sophie Thatcher), dan adik perempuannya, Sawyer (Vivien Lyra Blair). Mereka sedang berduka atas berpulangnya ibu mereka, namun sepertinya sang ayah, Will (Chris Messina), yang bekerja sebagai terapis, tak mampu memberikan penghiburan. 

Lester (David Dastmalachian), adalah seorang pemuda yang mengunjungi Will untuk meminta bantuan. Namun entah apa yang terjadi dengan Lester, sepertinya dia membawa suatu entitas mengerikan yang membonceng pada dirinya, yang kemudian dikenal sebagai Boogeyman. Sampai titik ini, pemirsa sudah paham dengan aturan horor klasik, dimana ada setan yang datang menghantui keluarga. Kadang membosankan, namun dengan pengaturan yang bagus, dan arahan yang jelas, kemungkinan besar kisah horor klasik pun akan berhasil. Rob Savage membawa keahliannya mengerjakan visual-visual yang lebih tradisional dengan membangun ketegangan dengan ide-ide "kejutan malam" yang muncul dengan cara yang mengerikan.

Film ini memakai jenis-jenis lampu yang bulat untuk memberikan efek horor yang baik. Di adegan lain ada penggunaan lampu strobo merah untuk menakut-nakuti, yang memang benar-benar membuat penonton mundur sesaat, dan lebih baik menutup kamar ketika tidur malam. Film ini memfokuskan diri pada legenda anak-anak yang takut dengan ssesuatu akan muncul dari bawah tempat tidur mereka, atau yang tiba-tiba keluar dari lemari mereka. Kisah yang sudah tergolong usang, dan dengan penggarapan oleh sutradara level bawah, kemungkinan besar akan gagal. Lalu seperti apa Rob Savage akan membangun cerita usang ini?

Yang jelas pada tahap karakter, Thatcher benar-benar bagus membawa perannya dalam film ini. Penampilan Sophie Thatcher sebelumnya dapat dilihat di film Yellowjackets dan The Book of Boba Fett. Sepertinya memang, Sophie akan menjadi salah satu aktris yang diperhitungkan. Sadie, adalah karakter sedih, dan begitu banyak kesedihan yang harus ditampilkan oleh Sadie, yang diawali oleh kehilangan ibunya. Dia masih harus mengalami keterasingan di sekolahnya, menjalani pertemanan dengan rekan satu sekolah yang mungkin tak baik kepadanya. Sadie benar-benar tak bisa keluar dari situasi, ia tak bisa move on dari apa yang tersisa dari ibunya, dan dia hanya kuat dan berpegang pada itu.


Ayah Sadie, yang diperankan oleh Chris Messina, juga menampilkan karakter yang mengagumkan. Penampilan yang tetap terkontrol, sekaligus menyedihkan ketika sebagai terapis, dia bisa membantu orang lain, namun tak mampu menolong dirinya atau putrinya yang terus berduka. Chris benar-benar harus menjalani karakter yang bertolak belakang dengan karakter yang diperaninya di film sebelumnya berjudul AIR. 

Lalu ada Vivien Lyra Blair, punya bakat yang membuat kita kagum, rasa ketakutan dan ada bumbu kelucuan yang dimunculkannya cukup nyata selama adegan, setelah dia punya karakter yang bersinar di film Star Wars sebagai Princess Leia, maka di film ini juga tampaknya dia tetap mendapatkannya.

Memang dengan rating PG-13, tentunya The Boogeyman bukanlah dibuat untuk menjadi yang paling menakutkan, Namun film ini punya banyak hal untuk dibagikan ke pemirsa. Film ini sebagiannya adalah Lights Out, sebagiannya lagi The Babadook, sebagai penghormatan kepada karya Stephen King, meskipun tidak melulu mengikutinya. 

Post a Comment for ""The Boogeyman" Review "