The Man Who Made It Snow, Kisah Kartel Medelin Kolombia (Jake Gyllenhaal)

The Man Who Made It Snow, kisah true story yang bercerita tentang seorang pria bernama Max Mermelstein, seorang teknisi hotel, yang telah mengubah organisasi pengedar narkoba kecil di Kolombia menjadi sebuah perusahaan raksasa bernilai milaran dolar bernama Medellin Cartel oleh tekanan. Dan dia juga adalah orang yang membocorkan organisasi kriminal terbesar dunia itu setelah sukses besar, dianggap sebagai salah satu informan terbaik dalam mengungkap kejahatan.

The Man Who Made It Snow (Jake Gyllenhaal)

Sutradara Antoine Fuqua, penulis Michael Kingston dan Brett Tabor, pemain utama Jake Gyllenhaal. Diproduksi oleh Nine Stories Productions. Sebelumnya Antoine dan Gyllenhaal telah bekerja sama pada film Southpaw.

Sinopsis

Kartel yang sudah besar itu tentu punya persaingan berat juga di luar sana. Para pengecut itu kembali pulang ke kandang ketika kartel memintanya untuk membunuh pesaing, dan Max harus melarikan diri bersama keluarganya dari penjara yang tercipta dalam lingkungannya sendiri.

Profil Medelin

Medelin Cartel adalah jaringan organisasi perdagangan narkoba internasional yang para penyelundup berasal dari kota Medelin, Colombia. Kartel narkoba itu beroperasi antara tahun 1970-an hingga 1980-an di negara-negara seperti Bolivia, Colombia, Honduras, Peru dan AS, termasuk Kanada dan Eropa. Didirikan dan dioperasikan oleh Ochoa Vazquez bersaudara.

Pada tahun 1993, kelompok perlawanan, Los Pepes yang dikendalikan oleh kartel Cali (kelompok paramiliter sayap kanan) bersama pemerintah Kolombia, dan dibantu pemerintah Amerika Serikat telah membubarkan kartel Medelin dengan memenjarakan atau menghabisi anggotanya.

Max Mermelstein adalah seorang penyelundup narkoba yang bekerja untuk kartel Medelin di era 1970-an. Dia lahir 1 November 1942 - 12 September 2008 yang belakangan menjadi kunci penting sebagai informan bagi pemerintah AS dan Kolombia.

Dengan reputasi luar biasa, menyelundupkan setidaknya 56 ton kokain senilai $12,5 miliar ke AS, Max dulunya adalah pria terlatih sebagai insinyur mekanik di Institut Teknologi New York, lalu menikah dengan seorang wanita asal Puerto Rico, dan pindah bersamanya ke San Juan di Puerto Rico. Di sana, ia bekerja sebagai kepala teknisi di Hotel Sheraton. Tak lama, mereka berpisah karena wanita itu ingin kembali ke ibunya yang sedang sekarat, itu sebelum Max mulai menguasai "jalanan berbahasa Spanyol" itu.

Ketika masih bekerja di Sheraton, ia bertemu dengan seorang wanita lokal bernama Cristina Jaramillo, dan tidak lama kemudian mereka sepakat untuk menikah. Setelah mendapatkan pekerjaan lain di Hotel Princess di Freeport Bahama, disinilah Max memulai kegiatan kriminalnya dengan menciptakan "jalur pipa bawah tanah" untuk membantu menyelundupkan keluarga istrinya dari Kolombia ke Amerika Serikat, termasuk sejumlah teman-teman istrinya.

Salah satu dari 'teman' itu ternyata adalah Rafael Cardona Salazar, yang lebih dikenal dengan sebutan Rafa, adalah seorang sosiopat beraroma basuco : gabungan tembakau dan kokain yang dimasukkan kembali ke dalam bungkus rokok. Max kini kembali ke Miami bersama keluarganya dan bekerja sebagai kepala teknisi di Aventura Country Club. Satu ketika, ia dikejutkan oleh Rafa yang sedang mabuk narkoba tepat pada pagi hari Natal tahun 1978. 

Rafa memaksa Max untuk mengantarkannya bersama temannya kembali pulang setelah pesta narkoba. Max setuju, namun ketika dalam perjalanan, Rafa dan temannya saling adu mulut setelah Rafa menuduh temannya mencuri. Situasi memanas, Rafa akhirnya menembak pria itu dan langsung tewas di TKP. Karena sangat ketakutan, Max terus membawa mobil hingga mereka berhenti untuk membuang mayat tersebut di bahu jalan. Mereka kemudian kembali ke apartemen Rafa di mana Rafa berkata "Kini kau harus bekerja untukku".

Pada tahun 1979, di bawah ancaman nyawanya dan keluarganya, Max mulai bekerja sepenuhnya untuk Rafa, yang kini telah menjadi kartel paling dicari di Amerika Serikat. Max tidak hanya menjadi sekedar bekerja untuk operasi jaringan pengedaran dan penyelundupan organisasi yang saat itu disebut Medelin, namun ia juga memberi saran-saran kepada mereka. Dia bertanggung jawab atas penyediaan pengiriman ke Amerika serikat, menyusun rencana penerbangan, titik lokasi pengiriman hingga jadwal antar.

Max juga mulai bepergian secara teratur ke Kolombia di mana ia mendorong kegiatan para pemimpin besar termasuk Pablo Escobar, Jorge Luis Ochoa, Gonzalo Rodriguez Gacha dan Carlos Lehder. Mereka bersama-sama menyusun rute transportasi dan mengembangkan teknik baru agar kokain dapat dikirimkan lewat laut menggunakan paket tahan air.

Karena kesuksesan yang demikian besar, Max hadir dalam pertemuan petinggi besar Kartel Medelin; satu-satunya warga Amerika yang pernah diizinkan untuk duduk bersama para pimpinan kartel. 

Seorang penyelundup lainnya yang juga adalah informan, Barry Seal setuju untuk bersaksi melawan Jorge Ochoa, salah satu pimpinan disegani di kartel Medelin, menjadikan Seal sebagai target pembunuhan. Untuk menangani Seal, para pimpinan kartel itu meminta Max melakukannya dengan tawaran $1 juta untuk menangkapnya dan $500 ribu lagi untuk membunuhnya. Mermelstein - yang mendekam di penjara hanya dua tahun menerima bonus $250 ribu dolar atas kerjasama dengan pemerintah menangani kasus narkoba itu - menyadari perjanjian atas kontrak pembunuhan informan Barry Seal.

Situasi memanas membuat Max menjadi terjepit semakin parah. Pemerintah lewat FBI dan kartel telah membuatnya tertangkap tahun 1985. Tidak hanya itu, sejumlah uang tunai dan senjata juga ditahan. Akhirnya ia membuat perjanjian dengan DEA.

Post a Comment for "The Man Who Made It Snow, Kisah Kartel Medelin Kolombia (Jake Gyllenhaal)"