The Pigeon Wants a Puppy! (Ringkasan dan Review Novel)

 "The Pigeon Wants a Puppy" adalah buku anak-anak yang ditulis dan diilustrasikan oleh Mo Willems. Ini adalah bagian dari serial "Pigeon" yang populer, di mana karakter utama, Pigeon, berinteraksi dengan pembaca melalui dialog lucu dan ilustrasi ekspresif. 

Sampul buku The Pigeon Wants a Puppy!

Interaksi antara Pigeon dan pembaca mendorong humor dan narasinya. Buku ini mengeksplorasi tema keinginan, persuasi, dan kebutuhan yang terkadang tidak dapat diprediksi. Gaya ilustrasi khas Mo Willems dan penyampaian cerita yang cerdas menjadikan buku ini menjadi sebuah bacaan yang menarik dan menghibur untuk anak-anak dan orang dewasa.

Ringkasan Plot:

Dalam cerita ini, kita bertemu dengan seekor merpati kecil yang dewasa sebelum waktunya yang tidak menginginkan apa pun di dunia ini selain seekor anak anjing. Merpati kecil, sebut saja Pidge, sudah menginginkan anak anjing ini seumur hidupnya (atau setidaknya sejak Selasa lalu)! Pidge memulai dengan memperkenalkan dirinya kepada pembaca dengan cara yang sangat sopan. 

Saat Pidge menjelaskan keinginannya untuk memiliki anak anjing, pertama-tama dia memberikan alasan mengapa dia sebaiknya merawat anak anjing dengan baik. Alasannya menggelikan dan Pidge menjadi konfrontatif terhadap pembaca. Dia mengklaim bahwa pembaca menginginkan ketidakbahagiaannya. Seperti banyak anak lainnya, Pidge berpindah dengan cepat dari satu bentuk argumen ke bentuk argumen berikutnya. 

Pidge menyarankan agar pembaca tidak memahami keinginannya, lalu dia menjadi marah dan menuntut seekor anak anjing. Ketika Pidge akhirnya mendapatkan keinginannya, dia dengan cepat menjadi takut pada anak anjing yang besar, berbulu, dan ngiler. Pidge lari dari anak anjing itu dan menyerah pada mimpinya. Dia dengan cepat mengembangkan mimpi barunya, untuk menjadi pemilik seekor walrus yang bangga.

Ulasan:

The Pigeon Wants a Puppy! hanya memiliki satu karakter, merpati. Merpati dimaksudkan untuk mewakili seorang anak kecil dan dia melakukannya dengan sangat baik. Pertama, merpati cepat menangkap ide, minat, dan keinginan baru. Sama seperti anak kecil, dia sepertinya terikat pada satu hal pada suatu saat, dan pada menit berikutnya dia benar-benar beralih ke sesuatu yang baru. Sama seperti anak kecil, karakter merpati Willem sangat buruk dalam berdebat. 

Taktik debatnya berkisar dari kemarahan, mencari simpati, hingga mengklaim kurangnya pemahaman dari penonton. Kurangnya keterampilan berdebat akan dianggap lucu oleh anak-anak dan mudah dikenali oleh orang dewasa. Merpati adalah karakter yang sangat berbeda, lucu dan menyenangkan meskipun memiliki kekurangan. Dia sedikit hiperaktif dan mungkin akan berbicara dengan irama yang cepat. Cara merpati mengekspresikan dirinya adalah tipikal anak usia 3-5 tahun.

Plotnya sangat sederhana dan didorong oleh karakterisasi merpati yang fantastis yang dikembangkan oleh Willems. Konflik utama berasal dari kejadian yang sangat dapat dipercaya dan umum (seorang anak menginginkan sesuatu dan orang tua mengatakan “tidak”). Aksi yang meningkat ini dipicu oleh meningkatnya argumen merpati yang mendukung kepemilikan anak anjing. Klimaksnya menciptakan situasi lucu ketika merpati menyadari bahwa dia berada di luar kendali dan dengan cepat meninggalkan hal yang sangat dia inginkan (situasi lain yang sangat umum dan dapat dipercaya). Ilustrasinya sangat sederhana namun efektif dalam menggerakkan cerita. Mereka fokus pada gambar merpati yang memamerkan sikap lancangnya saat ia mengutarakan keinginan dan argumennya. Gambar-gambarnya memperjelas bahwa karakter merpati yang lucu adalah bintang buku ini.

Mo Willems menggunakan latar belakang berwarna pastel untuk ceritanya. Tidak ada indikasi jelas mengenai pengaturannya. Merpati itu bisa berada di mana saja. Hal ini memungkinkan anak menggunakan imajinasinya untuk memutuskan di mana merpati itu berada. Waktu bersifat linier karena keseluruhan buku hanya mencakup satu percakapan antara pembaca dan merpati. Pengaturan yang tidak teridentifikasi dan tema keinginan universal memungkinkan The Pigeon Wants a Puppy! untuk melampaui satu situasi dan fokus pada implikasi universalnya.

Buku ini mengangkat tema keinginan versus kenyataan. Merpati sangat menginginkan anak anjing, tetapi dia jelas tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk merawat anak anjing. Anak akan dapat melihat dirinya dalam karakter merpati dan memikirkan hal-hal yang diinginkannya di masa lalu. Mereka akan dapat melihat argumen konyol yang dilontarkan merpati dan mendapatkan pemahaman tentang argumen apa yang bagus serta mengapa orang tua terkadang perlu mengatakan “tidak”. Tema yang disajikan bersifat komedi dan sama sekali tidak berkhotbah kepada anak-anak. Kebenaran tersirat dalam cerita ini terungkap secara alami melalui perilaku merpati yang lucu dan dapat dipercaya.

Mo Willems menciptakan gaya tersendiri melalui ilustrasinya yang sederhana namun penuh ekspresi serta gaya penulisan percakapannya. Merpati Menginginkan Anak Anjing! ditulis sebagai percakapan antara pembaca dan merpati dan merpati mengantisipasi tanggapan anak-anak dan menentangnya. Mo menggunakan hiperbola, pengulangan, dan suara unik untuk menciptakan humor dalam ceritanya.

Ilustrasinya melengkapi cerita dengan memberi kita pemahaman yang lebih lengkap tentang merpati dan betapa bersemangatnya dia. Kita juga bisa melihat bahasa tubuhnya yang berlebihan (memantul saat dia bersemangat, bulu beterbangan saat dia marah) melalui ilustrasinya. Ilustrasinya sangat membantu membentuk karakter merpati, menciptakan gaya unik dan menyenangkan yang sesuai dengan cerita. Warna-warna pastel yang sederhana dan kurangnya pengaturan akan menarik bagi anak-anak dan membiarkan imajinasi mereka bebas.

Willems tidak menggunakan penanda budaya yang jelas. Tidak ada buku ini yang menyesatkan kelompok budaya atau etnis mana pun. Merpati bisa mewakili anak mana pun dari latar belakang apa pun.

Kelebihan buku ini adalah penggunaan humor untuk menyampaikan tema dan pengembangan karakter merpati yang luas. Salah satu kelemahan buku ini adalah bahwa perdebatan marah merpati disajikan dengan cara yang lucu dan hal ini dapat membuat anak-anak berpikir bahwa bersikap agresif atau marah ketika berdebat demi sesuatu yang mereka inginkan adalah hal yang lucu atau dapat diterima.

The Pigeon Wants a Puppy! memenangkan Penghargaan Buku Pilihan Anak-Anak 2009 untuk “Kindergarten to Second Grade Book of the Year”.

Karakter utamanya adalah:

  • Merpati: Merpati adalah karakter sentral buku ini. Dia digambarkan sebagai burung yang penuh rasa ingin tahu, gigih, dan terkadang menuntut yang menginginkan segala sesuatunya sesuai keinginannya. Sepanjang cerita, Merpati mengungkapkan keinginannya yang kuat untuk memiliki anak anjing, percaya bahwa hal itu akan membuatnya bahagia.
  • Anak Anjing: Meskipun anak anjing itu sendiri bukanlah karakter yang berdialog, ia mewakili objek keinginan Merpati. Merpati sangat menginginkan anak anjing dan menghabiskan sebagian besar bukunya untuk mencoba meyakinkan pembaca (dan mungkin dirinya sendiri) mengapa anak anjing bisa menjadi hewan peliharaan yang sempurna.
  • Pembaca: Pembaca adalah karakter implisit dalam buku. Merpati menyapa pembaca secara langsung, melibatkan mereka dalam percakapan dan berusaha membujuk mereka agar menyetujui permintaannya untuk memiliki anak anjing.

Post a Comment for "The Pigeon Wants a Puppy! (Ringkasan dan Review Novel)"