Scott Pilgrim vs. the World 2010: Dilema Seorang Musisi, Karir atau Mantan
Pada tahun 2010, Edgar Wright menyutradarai komedi aksi romantis yang menyenangkan berjudul "Scott Pilgrim vs. the World" Diadaptasi dari seri novel grafis karya Bryan Lee O'Malley, film ini menampilkan pemeran yang dipimpin oleh Michael Cera sebagai tituler Scott Pilgrim. Scott, seorang musisi yang santai, mendapati dirinya terjerat dalam dua tujuan: mendapatkan kontrak rekaman yang didambakan dan menghadapi mantan kekasihnya yang jahat, Ramona Flowers, yang diperankan oleh Mary Elizabeth Winstead.
Poster film Scott Pilgrim vs. the World 2010 - oleh Universal Pictures |
Sinopsis
Scott Pilgrim mendapati dirinya bermain gitar dalam sebuah band, memimpikan terobosan besar. Hatinya agak kusut saat ia berkencan dengan Knives Chau, seorang siswa sekolah menengah yang lincah dan lima tahun lebih muda darinya, sambil merawat luka dari hubungan masa lalunya dengan mantan yang kini sukses. Masuklah Ramona Flowers, kekasih baru menawan yang membuat emosi Scott berputar-putar. Namun saat dia mencoba menavigasi labirin romantis ini, dia dihadapkan pada tantangan untuk melepaskan diri dari Knives sambil merayu Ramona. Dan ketika dia merasa sudah cukup, Ramona membawa serangkaian tantangannya sendiri: tujuh mantan kekasih, masing-masing menuntut pertarungan dengan Scott untuk membuktikan kelayakannya.
Karakter utama
- Michael Cera sebagai Scott Pilgrim dan Nega Scott
- Mary Elizabeth Winstead sebagai Ramona Flowers
- Kieran Culkin sebagai Wallace Wells
- Anna Kendrick sebagai Stacey Pilgrim
- Brie Larson sebagai Natalie V. "Envy" Adams
- Alison Pill sebagai Kim Pine
- Aubrey Plaza sebagai Julie Powers
- Johnny Simmons sebagai Neil "Young" Nordegraf .
- Tandai Webber sebagai Stephen Stills
- Ellen Wong sebagai Knives Chau
Film ini menggali persoalan dalam menjalani hubungan ketika kedua belah pihak membawa beban emosional, menyoroti perjuangan Scott dengan perasaannya sendiri. Meskipun pertarungan Scott dengan Ramona berfungsi sebagai metafora untuk tantangan ini, fokusnya tetap pada perjalanan penemuan dan pertumbuhan jati dirinya.
Tidak seperti narasi tradisional yang berpusat pada sudut pandang perempuan, film ini mengalihkan pandangannya ke seorang pria muda yang bergulat dengan rasa tidak aman daripada melakukan aktivitas seksual yang terang-terangan. Dilema Scott dalam merayu seorang gadis dengan kisah masa lalu namun kurang percaya diri membentuk inti narasinya. Di tengah gejolak emosional ini, film ini berhasil menghindari hal-hal yang monoton, menghadirkan perjalanan menggembirakan yang penuh dengan humor dan kurangnya keseriusan yang menyegarkan.
Pemeran utama dalam film ini memberikan penampilan terbaiknya, dengan masing-masing aktor dengan mulus mewujudkan perannya masing-masing. Michael Cera bersinar sebagai tituler Scott, menangkap kecanggungannya yang menawan namun penuh percaya diri. Mary Elizabeth Winstead menghadirkan daya tarik pada peran Ramona Flowers, sementara Ellen Wong menanamkan energi yang bersemangat pada Knives Chau. Mark Webber, Johnny Simmons, dan Alison Pill melengkapi anggota band dengan karisma dan chemistry.
Kieran Culkin mencuri perhatian sebagai Wallace Wells yang percaya diri dan membumi, sementara Anna Kendrick memancarkan otoritas sebagai saudara perempuan Scott yang berpengetahuan luas, Stacey. Peran Jason Schwartzman sebagai Gideon Graves yang memberontak menambah kesan menyeramkan pada film ini. Penggambaran Cera sangat penting, fisiknya dengan sempurna mewujudkan karakter tersebut sejak awal, berkontribusi pada keaslian perjalanan Scott.
Estetika visual Scott Pilgrim vs. the World cukup menakjubkan, dengan pergerakan kamera yang dinamis dan penggunaan elemen video-game dan buku komik yang inventif berkontribusi terhadap kesegaran dan orisinalitasnya. Pertarungan dengan mantan Ramona tidak hanya mencolok secara visual tetapi juga dipenuhi humor dan kecerdasan yang menghibur. Salah satu momen yang menonjol adalah pertikaian sengit dengan mantan pacar Vegan yang lucu dan keren. Selain itu, pertarungan musikal antara band rock Scott dan band techno Asian twins sangat memanjakan mata, menampilkan kehebatan visual film dalam menangkap energi dan kegembiraan pertunjukan live.
Scott Pilgrim vs. the Worl" unggul dalam merangkai narasi yang tidak biasa, menyempurnakan karakter dan mengundang banyak tawa. Meskipun ada beberapa humor yang terlalu terformulasi, film ini tetap berdiri kokoh tanpa ada kekurangan berarti yang terlihat. Saya mendukungnya dan merekomendasikan film ini, terutama bagi mereka yang berusia remaja atau dua puluhan.
Post a Comment for "Scott Pilgrim vs. the World 2010: Dilema Seorang Musisi, Karir atau Mantan"