The Hunting Dogs (Jorn Lier Horst): Detektif Kawakan dan Kasus Yang Menghantuinya
"The Hunting Dogs" adalah novel kriminal yang ditulis oleh Jørn Lier Horst. Judul ini adalah bagian dari serial William Wisting, yang menampilkan Kepala Inspektur William Wisting, seorang detektif kawakan yang bekerja di Larvik, Norwegia. Dalam seri ini, Wisting menyelidiki kasus dingin yang melibatkan hilangnya seorang wanita muda bernama Sofie Lund. Saat ia menyelidiki kasus ini, ia mengungkap rahasia yang telah lama tersembunyi dan menghadapi tantangan baik profesional maupun pribadi.
Sampul novel The Hunting Dogs (Jorn Lier Horst) |
Novel ini menggabungkan elemen prosedural kepolisian dengan penceritaan berbasis karakter, menawarkan misteri menarik untuk diungkap pembaca bersama Wisting. Horst dikenal karena perhatiannya yang cermat terhadap detail dan kemampuannya menciptakan suasana yang menambah kedalaman narasi.
- Judul: The Hunting Dogs
- Volume 3 dari William Wisting mystery, Jørn Lier Horst, William Wisting, Jørn Lier Horst
- Pengarang: Jørn Lier Horst
- Diterjemahkan oleh: Anne Bruce
- Penerbit: Sandstone Press Limited, 2014
- ISBN: 1908737638, 9781908737632
- Tebal: 323 halaman
Sinopsis
The Hunting Dogs dimulai dengan Kepala Inspektur William Wisting menyelidiki kasus dingin belasan tahun lalu yang melibatkan menghilangnya seorang wanita muda bernama Sofie Lund. Kasusnya sempat terhenti, namun Wisting bertekad untuk menyelesaikannya ketika ada bukti baru yang muncul.
Wisting, adalah seorang Kepala Inspektur kawakan dengan asam garam dan kebijaksanaan di matanya. Dia adalah detektif klasik dalam lika-liku Departemen Reskrim Kepolisian Larvik. Tapi seperti sudah ditakdirkan, Wisting mendapati dirinya meninjau kembali kasus yang menghantui dari masa lalu, kasus yang masih membayangi kariernya.
Tujuh belas tahun yang lalu, penculikan seorang gadis remaja berakhir dengan tragedi, hidupnya diakhiri oleh seorang pembunuh yang tidak berperasaan. Kini, dengan dibebaskannya Rudolf Haglund, pelaku utama di balik jeruji besi, masa lalu kembali muncul dengan dahsyat. Haglund, yang dipersenjatai dengan pengacara kuat, mengklaim vonisnya yang salah, menuduh polisi merusak bukti.
Badai menerpa, Wisting terpaksa menyingkir, perannya sebagai petugas investigasi senior diawasi dengan cermat. Ini adalah masa yang penuh gejolak bagi Wisting, masa introspeksi dan ketidakpastian saat ia bergulat dengan hantu masa lalu dan momok keraguan yang membayangi kariernya.
Namun di tengah kekacauan tersebut, Wisting tetap teguh dengan komitmennya. Bagi Wisting, upaya mencapai keadilan bukan sekadar kewajiban; itu adalah sebuah panggilan yang membimbingnya melewati kegelapan.
Line, putri Wisting yang gigih, mendapati dirinya berada di persimpangan jalan. Dengan ancaman reputasi buruk ayahnya yang terpampang di halaman depan, naluri jurnalistik Line semakin meningkat. Dia tahu dalam hatinya bahwa ayahnya tidak bersalah, tidakkan merusak bukti demi keuntungan pribadi.
Berusaha menggali narasi yang berbeda, Line menghadapi malam yang suram, mengejar sebuah naskah yang bisa menutupi tuduhan terhadap ayahnya. Ini adalah perlombaan melawan waktu, melawan hujan lebat yang tiada henti, saat Line menjelajah ke kedalaman kota untuk mencari kebenaran.
Namun takdir berkehendak lain. Saat Line menemukan lokasi serangan, seorang pria terbaring babak belur di tengah hujan dengan anjing setianya di sisinya, dia melihat lebih dari sekadar peluang berfoto yang layak menjadi berita utama. Dia melihat sebuah kisah yang ingin diceritakan.
Namun, saat Line menggali lebih dalam misteri tersebut, mengetuk pintu rumah korban, tak terasa, dia terdorong ke tengah bahaya. Dia sendiri menjadi korban dan diserang dalam kegelapan malam.
Saat masa lalu bergema di jalanan Larvik, Wisting sekali lagi berada di persimpangan jalan. Hilangnya seorang gadis remaja lainnya memicu rasa terdesak, sebuah pengingat yang menghantui akan kasus yang telah mendera dirinya selama bertahun-tahun. Keputusasaan Wisting saat dia ingin mengenakan seragam detektifnya sekali lagi, untuk terjun kembali ke medan pertempuran dan mencari kebenaran.
Namun tekanan sangat membebani pundaknya. Mengundurkan diri dari tugasnya di tengah tuduhan perusakan bukti, Wisting terjebak dalam jaringan birokrasi dan keraguan. Bagaimana dia bisa memperjuangkan keadilan ketika tangannya terikat dan otoritasnya dipertanyakan?
Di tengah keputusasaannya, Wisting menolak menyerah pada kekalahan. Dengan api yang berkobar di jiwanya, dia menyalurkan rasa frustrasinya ke dalam tindakan, mencari setiap jalan yang tersedia baginya. Dari belakang layar, ia mengambil tindakan, menggalang sekutu, dan memanfaatkan setiap pengalaman dan keahliannya.
Meski dilarang berada di garis depan penyelidikan, Wisting menjadi bayangan di malam hari, seorang penjaga yang diam mengawasi dari jauh. Pikirannya berpacu mengumpulkan petunjuk, menghubungkan titik-titik dan bertekad mengungkap kebenaran dan membawa pulang gadis yang hilang itu.
Bagi Wisting, tekanan bukanlah beban melainkan bahan bakar yang memicu tekadnya untuk memperbaiki kesalahan masa lalu dan melindungi orang-orang yang tidak bersalah.
Saat Wisting bergulat dengan kendala situasinya, Line muncul sebagai pendorong, siap untuk mengambil obor dan menerangi bayang-bayang Larvik. Dengan api yang menyala-nyala dalam dirinya, dia menolak membiarkan kesulitan ayahnya menghalangi pencariannya.
Berbekal naluri jurnalistik yang tajam, Line terjun langsung ke medan pertempuran, mengungkap jaringan kusut yang menghubungkan korban pembunuhan dengan Rudolf Haglund.
Dalam tampilan kerja tim yang brilian, mereka memulai misi rahasia, melacak tersangka dengan ketelitian dan kepiawaian mata-mata berpengalaman.
Berikut ini beberapa karakter yang terlibat:
William Wisting: Kepala Inspektur William Wisting adalah protagonis utama novel ini. Dia adalah seorang detektif berpengalaman di Departemen Kepolisian Larvik, yang dikenal karena keterampilan investigasinya yang tajam dan dedikasinya dalam memecahkan kasus.
Line Wisting: Line adalah putri William Wisting dan juga bekerja sebagai jurnalis. Dia sering kali mendapati dirinya terlibat dengan penyelidikan ayahnya, memberikan perspektif dan bantuan uniknya.
Sofie Lund: Sofie Lund adalah wanita hilang yang kepergiannya memicu peristiwa dalam novel. Saat penyelidikan berlangsung, detail tentang kehidupan dan hubungan Sofie terungkap, memberikan petunjuk baru tentang hilangnya misteriusnya.
Adrian Stiller: Adrian Stiller adalah seorang jurnalis yang terlibat dalam kasus ini, bekerja sama dengan Line Wisting untuk mengungkap kebenaran di balik hilangnya Sofie Lund.
Nils Hammer: Nils Hammer adalah kolega William Wisting di departemen kepolisian. Dia membantu Wisting dalam penyelidikan dan memberikan dukungan saat mereka berupaya mengungkap misteri tersebut.
Viggo Hansen: Viggo Hansen adalah karakter kunci lain yang terlibat dalam kasus ini. Koneksinya dengan Sofie Lund dan kejadian seputar hilangnya dia menimbulkan kecurigaan dan membawa penyelidikan ke arah yang baru.
Post a Comment for "The Hunting Dogs (Jorn Lier Horst): Detektif Kawakan dan Kasus Yang Menghantuinya"