The Delivery karya Peter Mendelsund (Novel)
The Delivery adalah novel tahun 2023 karya Peter Mendelsund, yang juga dikenal karena karyanya sebagai desainer buku dan penulis beberapa buku lainnya, termasuk What We See When We Read dan Same Same.
Sampul novel The Delivery karya Peter Mendelsund |
The Delivery adalah novel fiksi spekulatif distopia yang mengeksplorasi tema-tema tentang tenaga kerja, teknologi, dan dampak tidak manusiawi dari masyarakat modern. Cerita ini mengikuti seorang pekerja pengiriman tanpa nama di dunia masa depan yang hampir di mana ekonomi pertunjukan telah berevolusi menjadi sistem yang menindas, melucuti identitas para pekerja dan mereduksi mereka menjadi sekadar roda penggerak dalam mesin besar yang otomatis.
Novel ini berlatar di kota yang suram dan tak bernama, tempat para pekerja pengiriman merupakan bagian integral dari fungsi masyarakat. Para pekerja ini adalah individu tanpa nama dan wajah yang terus bergerak, melakukan pengiriman untuk perusahaan yang ada di mana-mana dan sangat kuat. Sang protagonis, yang hanya dikenal dengan ID pekerjanya, menjelajahi kota tempat interaksi manusia sangat minim, dan teknologi mendominasi setiap aspek kehidupan.
Kehidupan sang tokoh utama dicirikan oleh kerja keras dan kurangnya identitas pribadi. Novel ini menyelidiki pengalamannya saat ia melakukan pengiriman, menemui berbagai pelanggan yang terputus dari kenyataan, hidup dalam gelembung terisolasi yang digerakkan oleh teknologi. Saat ia melanjutkan tugas-tugas monotonnya, sang tokoh utama mulai mempertanyakan makna keberadaannya dan sistem yang telah menjebaknya.
The Delivery mengeksplorasi bagaimana sistem teknologi dan ekonomi modern dapat melucuti kemanusiaan individu, mereduksi mereka menjadi sekadar alat untuk efisiensi dan keuntungan. Novel ini menyelidiki kesepian dan keterasingan yang dialami oleh individu dalam masyarakat yang sangat terhubung namun terputus secara emosional.
Cerita ini mengkritik ketergantungan yang berlebihan pada teknologi dan cara-cara yang dapat digunakan untuk mengendalikan dan memanipulasi orang, mengubah mereka menjadi komoditas daripada individu.
Tulisan Mendelsund dalam The Delivery minimalis dan tepat, mencerminkan dunia yang suram dan mekanis tempat sang tokoh utama hidup. Prosanya sering kali gamblang, mencerminkan lingkungan yang tidak manusiawi yang dihadapi oleh tokoh utama. Struktur dan gaya novel ini mencerminkan pengulangan kehidupan tokoh utama, menciptakan kesan monoton yang menjadi inti tema buku.
Sinopsis:
The Delivery melukiskan gambaran yang gamblang dunia masa depan yang didominasi oleh ekonomi serabutan dan teknologi. Cerita berpusat pada seorang pekerja pengiriman yang tidak disebutkan namanya, yang mewakili banyak orang lain dalam masyarakat di mana identitas dan individualitas manusia terkikis secara sistematis.
Novel ini berlatar di kota metropolitan yang dingin dan tidak disebutkan namanya, di mana para pekerja pengiriman, seperti protagonisnya, adalah sumber kehidupan dari sebuah perusahaan besar tanpa wajah yang mengendalikan rantai pasokan kota. Para pekerja ini terus bergerak, melakukan pengiriman ke penduduk kota, yang tinggal di lingkungan yang terisolasi dan digerakkan oleh teknologi. Protagonisnya adalah seorang pekerja pengiriman yang hanya diidentifikasi oleh sebuah nomor—identitas pribadinya telah dilucuti, dan dia hanya ada untuk memenuhi permintaan pengiriman yang tak ada habisnya.
Pekerjaan protagonisnya monoton, berulang-ulang, dan tanpa henti. Ia menjelajahi jalan-jalan kota yang berliku-liku, mengantarkan paket kepada pelanggan yang semakin terputus dari dunia di sekitar mereka. Pelanggan tersebut sebagian besar digambarkan sebagai orang yang apatis, asyik dengan realitas virtual mereka, atau terlalu jauh untuk terlibat secara bermakna dengan sang tokoh utama. Kota itu sendiri digambarkan sebagai lingkungan yang suram dan tidak manusiawi, dengan gedung-gedung yang menjulang tinggi, pencahayaan yang redup, dan rasa keterasingan yang menyebar luas.
Saat sang tokoh utama menjalani pekerjaannya, novel tersebut menyelidiki beban psikologis yang ditanggungnya karena keberadaan semacam ini. Pergerakan yang konstan, kurangnya interaksi yang bermakna, dan kendali yang menindas dari perusahaan sangat membebani dirinya, yang menyebabkan rasa takut eksistensial yang mendalam. Pikirannya sering kali melayang ke pertanyaan tentang identitas, tujuan, dan hakikat keberadaannya di dunia yang tampaknya acuh tak acuh baginya.
Sepanjang novel, sang tokoh utama bertemu dengan berbagai karakter, yang masing-masing mewakili aspek yang berbeda dari masyarakat distopia ini. Ini termasuk:
- Pelanggan yang Terisolasi: Individu yang hidup dalam isolasi yang hampir total, kehidupan mereka dimediasi oleh teknologi. Pelanggan ini sebagian besar acuh tak acuh terhadap kehadiran protagonis, melihatnya hanya sebagai bagian lain dari layanan yang mereka konsumsi.
- Rekan Pekerja Pengiriman: Pekerja pengiriman lain yang, seperti protagonis, tidak bernama dan tidak berwajah, interaksi mereka terbatas pada pertukaran singkat dan bermanfaat. Mereka semua berbagi rasa anonimitas dan keterpisahan yang sama.
- Korporasi: Entitas yang ada di mana-mana yang mengendalikan pekerja pengiriman dan kota itu sendiri. Korporasi digambarkan sebagai mesin birokrasi yang dingin, yang menegakkan jadwal, kuota, dan aturan yang ketat yang melucuti pekerja dari rasa agensi atau otonomi apa pun.
Seiring berjalannya cerita, perjuangan internal sang protagonis menjadi lebih jelas. Dia mulai mempertanyakan tujuan keberadaannya, makna pekerjaannya, dan apakah ada jalan keluar dari kehidupan yang dijalaninya. Pikirannya menjadi semakin introspektif, mengeksplorasi tema-tema dehumanisasi, keterasingan, dan biaya hidup dalam masyarakat yang memprioritaskan efisiensi dan kontrol atas hubungan antarmanusia.
Perjalanan sang tokoh utama sebagian besar merupakan perjalanan internal, saat ia bergulat dengan rasa kekecewaannya yang semakin besar. Novel ini menawarkan jendela ke dalam pikirannya, mengungkap dampak psikologis dari kehidupan yang didefinisikan oleh kemonotonan dan kurangnya identitas pribadi.
Novel ini dibangun menuju kesimpulan yang tenang namun kuat, meninggalkan pembaca dengan pertanyaan-pertanyaan yang tersisa tentang pekerjaan, identitas, dan kemanusiaan dalam dunia yang digerakkan oleh teknologi dan kekuatan perusahaan. Nasib sang tokoh utama dibiarkan ambigu, mencerminkan tema keseluruhan novel tentang ketidakpastian dan keraguan eksistensial.
The Delivery adalah sebuah meditasi tentang efek dehumanisasi dari teknologi modern dan ekonomi pertunjukan, menawarkan pandangan yang mengerikan tentang kemungkinan masa depan di mana orang-orang direduksi menjadi sekadar komponen dalam sistem otomatis. Cerita ini berfungsi sebagai kisah peringatan, memperingatkan konsekuensi potensial dari memprioritaskan efisiensi dan kenyamanan atas martabat dan hubungan manusia.
Post a Comment for "The Delivery karya Peter Mendelsund (Novel)"